Surabaya – Pengusaha besar konstruksi di Provinsi Jawa Timur mengajukan pembiayaan belasan miliar ke Bank NTB Syariah. Pengajuan pembiayaan melalui Kantor Cabang Bank NTB Syariah di Surabaya kini tengah diproses. Masuk dalam kategori nasabah besar, permohonan pembiayaan belasan miliar untuk mendukung Proyek Penataan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Bromo Tengger Semeru Tahap II di Desa Tempuran, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur ini ditindaklanjuti oleh Kantor Pusat Bank NTB Syariah di Mataram.
Sebagai tindak lanjut pengajuan pinjaman oleh pengusaha besar asal Jawa Timur itu, Kantor Pusat Bank NTB Syariah menerjunkan langsung tiga divisi ke Jawa Timur untuk melakukan analisis. Tiga divisi itu, diantaranya, tim Divisi KRM (Komersial, Retail & Mikro), tim Divisi APR (Administrasi Pembiayaan Remedial Recovery), tim Divisi RBN (Risiko Bisnis), didampingi langsung oleh tim dari Kantor Cabang Surabaya.
Tiga tim Bank NTB Syariah dari dvisi yang berbeda ini turun langsung melakukan survey, dan validasi serta analisis dengan pihak kontraktor yang mengajukan pembiayaan, yaitu, PT Rajendra Pratama Jaya. Verifikasi dilakukan terhadap lokasi usaha atau kantor dan agunan PT Rajendra Pratama Jaya di Jember, serta lokasi proyek PT. Rajendra Pratama Jaya di Lumajang yang sumber anggarannya dari Kementerian PUPR, yakni APBN.
Proses verifikasi dilakukan sangat ketat, dari tiga tim divisi yang berbeda dari Bank NTB Syariah. Bahkan untuk melakukan analisis dari pengusaha untuk mendapatkan pembiayaan, tima analis dari tiga divisi yang berbeda Bank NTB Syaria itu, harus menempuh perjalanan hingga berjam-jam dari satu lokasi ke lokasi lain untuk melakukan meyakinkan validasi dan tindaklanjut dari permohonan pembiayaan dari pengusaha yang berada di Provinsi Jawa Timur itu.
Ahadiyatna Halid, Relationship Manager Kantor Pusat Bank NTB Syariah menjelaskan bahwa permohonan pembiayaan dari PT Rajendra Pratama Jaya sudah mendapatkan disposisi untuk ditindaklanjuti dan direview kelengkapan dokumennya.
“Kalau dokumen sudah lengkap, kita lakukan pengecekan atau verifikasi langsung kepada calon nasabah yang mengajukan permohonan,” jelasnya.
Dikatakannya, bahwa verifikasi dilakukan melibatkan beberapa divisi sekaligus, dari bisnis, risiko, pembiayaan untuk melakukan analisa dokumen kontrak proyek, agunan dan mitigasi risiko. Dari pengecekan lokasi usaha, pengecekan keabasahan dokumen yang menjadi agunan, kemampuan pengembalian pembiayaan, laporan keuangan perusahaan pada tahun sebelumnya, hingga konfirmasi kepada pemberi kerja untuk memastikan syarat-syarat pembiayaan sudah terpenuhi.