Mataram – Harga bawang merah di NTB mulai menunjukkan tren kenaikan seiring berakhirnya masa panen raya dan datangnya musim penghujan. Bayu Aryadani, pengelola Bale Bawang Merah di Kota Mataram, melaporkan bahwa harga bawang merah kualitas super kini mencapai Rp25.000 hingga Rp37.000 per kilogram, sedikit lebih tinggi dibandingkan harga normal di kisaran Rp20.000 hingga Rp25.000 per kilogram.
Bayu menjelaskan bahwa stok bawang merah di NTB semakin menipis karena faktor cuaca. Produksi bawang merah di wilayah Bima, salah satu penghasil utama di NTB, terganggu oleh hujan deras yang membuat lahan tidak lagi optimal untuk ditanami. Selain itu, banyak hasil panen dari Bima dan Sumbawa yang dijual ke luar daerah, sehingga pasokan lokal semakin terbatas.
“Kalau pengiriman keluar daerah terus dibiarkan tanpa pengawasan, masyarakat NTB akan menghadapi harga yang terus melonjak. Padahal stok sebenarnya cukup untuk memenuhi kebutuhan kita, asal dikelola dengan bijak,” kata Bayu, yang merupakan lulusan Universitas Mataram dan kini aktif menyuarakan isu-isu sosial di NTB.
Untuk meredam dampak kenaikan harga, pemerintah daerah bersama instansi terkait telah mengadakan pasar murah secara rutin. Namun, Bayu menilai langkah ini belum cukup. Ia menegaskan pentingnya keterlibatan pemerintah dalam memberikan dukungan kepada pelaku UMKM melalui bantuan alat produksi. “Kami sangat membutuhkan mesin pengupas bawang merah agar bisa lebih produktif dan mampu bersaing, tidak hanya di pasar lokal tetapi juga di pasar nasional dan internasional,” ungkapnya.
Ia juga mengapresiasi peran Bank Indonesia Perwakilan NTB yang selama ini menjadi mitra Bale Bawang Merah. Namun, menurutnya, dukungan lebih besar masih diperlukan, khususnya dalam menghadapi momentum penting seperti Natal, Tahun Baru, dan Ramadan, di mana kebutuhan masyarakat cenderung meningkat.
Bayu mengimbau semua pihak, mulai dari pemerintah, pelaku usaha, hingga masyarakat, untuk bersama-sama menjaga stabilitas harga dan pasokan bahan pokok. “Kalau kita bisa saling mendukung, saya yakin lonjakan harga seperti ini bisa kita kendalikan, dan masyarakat NTB tetap bisa menikmati kebutuhan pokok dengan harga yang wajar,” pungkasnya penuh optimisme.