Mataram – Revolusi digital kini benar-benar menyentuh denyut nadi ekonomi rakyat. PT Bank NTB Syariah memperkenalkan program Digitalisasi Pasar lewat QRIS di Pasar Dasan Agung, salah satu pasar terbesar di Kota Mataram. Peluncuran ini sekaligus menjadi simbol transisi pasar tradisional menuju sistem perdagangan yang lebih modern, higienis, dan transparan.
Direktur Utama Bank NTB Syariah, Nazarudin, dalam sambutannya menegaskan bahwa QRIS bukan sekadar alat transaksi, melainkan pintu masuk bagi pedagang untuk mengakses layanan keuangan yang lebih luas.
“Data transaksi QRIS bisa digunakan sebagai rekam jejak usaha untuk mendapatkan pembiayaan. Ini peluang besar bagi UMKM agar naik kelas,” katanya.
Bank NTB Syariah juga menghadirkan sejumlah keunggulan, antara lain settlement dana langsung masuk rekening tanpa menunggu, setoran awal Rp10.000 yang bahkan digratiskan khusus saat peresmian, serta aplikasi QR Merchant yang memudahkan pedagang memantau transaksi harian.
Selain itu, fasilitas Pojok Layanan NTBS di Pasar Dasan Agung juga resmi dibuka, melayani kebutuhan penukaran uang receh, setoran keliling, hingga penanganan keluhan pelanggan.
Apresiasi pun datang dari Dinas Perdagangan Kota Mataram. Sekretaris dinas, Haji Fajar Pamungkas, menegaskan bahwa kolaborasi ini akan direplikasi di 19 pasar lainnya.
“Kami ingin pasar rakyat menjadi wajah baru ekonomi daerah, di mana pedagang dan pembeli sama-sama menikmati kemudahan digitalisasi,” ungkapnya.
Dalam kesempatan itu, Bank NTB Syariah turut memberikan penghargaan kepada pedagang dengan transaksi QRIS terbanyak, yaitu Anjani Sembako, Warung Siti Hajar, dan Join Barokah. Para penerima mengakui, penggunaan QRIS membuat transaksi lebih cepat dan meningkatkan kepercayaan pembeli.
Ke depan, Bank NTB Syariah menargetkan lebih dari 70% pedagang di Pasar Dasan Agung telah menggunakan QRIS, sebelum kemudian memperluas program ke pasar-pasar besar lainnya. Inisiatif ini menjadi bagian dari komitmen Bank NTB Syariah untuk memperkuat inklusi keuangan dan mempercepat transformasi ekonomi daerah.