Mataram – Nusa Tenggara Barat (NTB) kini bukan hanya dikenal karena pesona alam dan keindahan pantainya, tetapi juga sebagai daerah yang melaju kencang dalam mewujudkan energi bersih. PLN Unit Induk Wilayah NTB mencatatkan langkah besar melalui percepatan pengembangan energi baru terbarukan, khususnya Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), yang kian tersebar luas di Pulau Lombok.
Dalam pernyataan terbarunya, General Manager PLN UIW NTB, Sri Heny Purwanti, menyampaikan bahwa pengembangan PLTS ini merupakan bagian penting dari misi besar NTB untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2050 satu dekade lebih awal dari target nasional Indonesia. “NTB punya potensi besar dalam energi surya, dan ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan,” tegasnya.
Dengan total kapasitas terpasang 22,42 Megawatt dari PLTS yang beroperasi di titik-titik seperti Peringgabaya, Selong, Sengkol, dan Sambelia, kontribusi energi surya kini mencapai 4,3% dari sistem daya di Lombok. Jumlah ini terus tumbuh seiring dengan peningkatan investasi dan dukungan teknologi.
PLN juga menekankan pentingnya Battery Energy Storage System (BESS) dalam mendukung stabilitas pasokan listrik dari sumber PLTS yang bersifat intermiten. Sistem penyimpanan ini memungkinkan pasokan tetap terjaga saat cuaca tidak mendukung, sekaligus meningkatkan efisiensi distribusi energi hijau.
Dalam dokumen RUPTL 2025–2034, PLN telah menetapkan target penambahan kapasitas EBT di NTB sebesar 334 MW, terutama dari PLTS+BESS. Selain itu, potensi energi lain seperti angin, air, arus laut, panas bumi, dan biomassa juga masuk dalam radar pengembangan jangka panjang.
Langkah ini bukan tanpa dukungan. Pemerintah daerah dan pusat telah bahu-membahu menyederhanakan proses perizinan dan menyiapkan regulasi yang mendukung realisasi proyek-proyek energi bersih. Hasilnya, PLN NTB mampu membangun pendekatan kolaboratif yang menjadikan NTB sebagai pilot project transisi energi di Indonesia Timur.
“Transisi energi bukan hanya langkah teknis, tetapi perubahan paradigma yang akan membentuk masa depan NTB sebagai provinsi yang mandiri energi dan berdaya saing tinggi,” tutup Sri Heny.