Lombok Timur – Di ujung timur Pulau Lombok, tepatnya di Desa Jenggik, Kecamatan Terara, ada sebuah sekolah yang tidak seperti sekolah biasa. Namanya Eco School Lentera Intergeneration sebuah ruang belajar inklusif, tempat para lansia dan anak-anak duduk bersama, belajar, dan tumbuh dalam harmoni. Di balik berdirinya sekolah ini, ada peran penting dari PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Barat (PLN UIW NTB), yang menghadirkan lebih dari sekadar listrik: PLN membawa harapan.
Melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), PLN tidak hanya menyalurkan energi ke bangunan sekolah, tetapi juga membangun fasilitas yang ramah bagi berbagai kelompok usia. Sebanyak 20 unit mesin jahit diberikan untuk mendukung pelatihan keterampilan, serta sarana belajar untuk anak-anak dan komunitas lokal.
General Manager PLN UIW NTB, Sri Heny Purwanti, mengatakan, “Bagi kami, listrik adalah bentuk energi sosial. Ini tentang bagaimana daya yang kami kirimkan bisa memberi daya hidup bagi masyarakat. Sekolah Lentera adalah wujud nyata dari semangat Listrik untuk Rakyat.”
Lebih dari 300 orang kini aktif di sekolah ini: 170 lansia, 110 anak-anak usia dini, dan puluhan kader komunitas. Di tengah keterbatasan, mereka menemukan ruang aman untuk belajar dan saling memberdayakan. Lansia mengikuti pelatihan menjahit, pemeriksaan kesehatan, hingga kegiatan Festival Lansia. Anak-anak diajak belajar dengan pendekatan humanis dan edukasi lingkungan, sementara para kader dilatih untuk menjadi ujung tombak pembangunan sosial di desa mereka.
Salah satu lansia, Papuq Odah (78), mengaku bangga bisa tetap produktif. “Dulu saya pikir masa tua hanya untuk istirahat. Tapi di sini, saya punya semangat baru. Saya bisa belajar menjahit, bisa tertawa dan merasa dihargai kembali,” ujarnya haru.
Eco School Lentera bukan berdiri sendiri. Dukungan juga datang dari Lombok Eco International Connection dan Komunitas Rumah Senja yang aktif mengelola kegiatan, serta Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan Lombok Timur. Kolaborasi lintas lembaga ini memastikan program berjalan berkelanjutan dan berdaya guna.
Sebelumnya, PLN juga telah membangun Eco School Amani di Lombok Barat pada tahun 2022, dengan fokus pada pemberdayaan penyandang disabilitas. Kini, pendekatan serupa dikembangkan di Lentera, menyasar kelompok rentan seperti lansia dan anak-anak.
“Setiap sambungan listrik yang kami buat, harus memiliki nilai sosial. Karena di situlah letak kekuatan energi: memberi kehidupan, bukan sekadar menyalakan lampu,” tutup Sri Heny.