Mataram – Keselamatan kerja tak lagi sekadar urusan prosedural di tubuh PLN NTB. Di tengah meningkatnya frekuensi gempa bumi di kawasan Nusa Tenggara Barat, PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah NTB mengambil langkah progresif dalam memperkuat budaya tanggap darurat dengan menggelar simulasi bencana secara komprehensif di Kantor UIW NTB, Mataram.
Kegiatan dua hari ini dikemas dalam rangka menyambut Hari Buruh 1 Mei 2025. Bukan dengan seremoni, melainkan aksi nyata: simulasi gempa bumi dan pelatihan teknis tanggap bencana yang menyasar seluruh pegawai dan mitra kerja.
Hari pertama difokuskan pada pembekalan khusus bagi Tim Tanggap Darurat. Dalam sesi pelatihan yang berlangsung intensif, peserta tidak hanya mempelajari teori, tetapi juga praktik lapangan seperti teknik Resusitasi Jantung Paru (RJP), cara pendirian tenda darurat, serta pemahaman mengenai karakteristik kegempaan NTB yang rawan dan kompleks. Awan Darmawan, ST., MT., dari BPBD Provinsi NTB menjadi narasumber utama. Ia menekankan pentingnya latihan sebagai upaya membentuk kesiapan mental dan fisik para personel.
“Gempa tidak mengenal waktu. Yang bisa kita lakukan adalah menyiapkan diri agar ketika situasi terburuk terjadi, kita tetap mampu bertindak cepat dan tepat,” ujarnya tegas.
Hari kedua menjadi puncak dari kegiatan, di mana simulasi evakuasi gempa dilaksanakan secara serentak. Dari lantai ke lantai, para pegawai bergerak sistematis menuju titik kumpul. Hasilnya mengejutkan sekaligus menggembirakan: seluruh proses evakuasi berhasil dilakukan dalam waktu 2 menit 11 detik. Angka tersebut masuk dalam kategori golden time, yaitu standar evakuasi ideal di bawah lima menit.
“Ini capaian luar biasa. Artinya, seluruh insan PLN di NTB benar-benar menyadari pentingnya waktu dan koordinasi dalam situasi darurat,” kata General Manager PLN UIW NTB, Sudjarwo. Ia menambahkan bahwa kegiatan semacam ini akan menjadi agenda tetap setiap semester untuk memastikan kesiapan tetap terjaga.
Tak hanya urusan teknis, kegiatan ini juga memuat nilai-nilai apresiasi. PLN memberikan penghargaan kepada peserta dengan semangat terbaik dan nilai pretest tertinggi. Simbol masuknya PLN NTB dalam struktur Forum PRB NTB juga diberikan dalam bentuk penyerahan jaket PRB, menandai pengakuan terhadap kontribusi PLN dalam bidang kelembagaan penanggulangan risiko bencana.
Simulasi ini bukan satu-satunya. Sebelumnya, kegiatan serupa telah dilakukan serentak di unit lain seperti UPT Mataram, UP3 Sumbawa, UPK Tambora, dan UP3 Bima bertepatan dengan Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional (HKBN) pada 26 April lalu.
Melalui kegiatan ini, PLN NTB menegaskan bahwa perlindungan terhadap pegawai adalah prioritas utama, sejalan dengan semangat Hari Buruh. Namun lebih dari itu, Sudjarwo menyatakan bahwa PLN sebagai entitas publik ingin menjadi pionir dalam membangun kesadaran kolektif soal mitigasi bencana.
“Kami bukan hanya perusahaan penyedia listrik, tapi juga bagian dari masyarakat NTB yang rentan terhadap gempa. Maka kesiapsiagaan bukan hanya untuk kami sendiri, tapi juga untuk lingkungan sosial yang lebih luas,” tutupnya.