Cilacap – Di balik pagar tinggi dan dinding tebal Lapas Nusakambangan, ada kisah lain yang jarang terdengar. Kisah warga binaan yang menemukan “jalan pulang” bukan sekadar kebebasan, tetapi keterampilan hidup untuk menata masa depan.
Melalui program pelatihan pengelolaan Fly Ash dan Bottom Ash (FABA) hasil pembakaran batu bara PLTU Adipala, warga binaan kini mampu menghasilkan produk konstruksi yang bernilai ekonomi. Dari limbah yang kerap dipandang sebelah mata, lahirlah batako, paving block, dan buis beton berkualitas tinggi.
Listianto, warga Lapas Nirbaya Nusakambangan, menuturkan rasa optimisnya. “Saya ingin mandiri, ingin kembali ke masyarakat dengan cara yang lebih baik. Program ini membuka peluang itu,” katanya.
Menteri Imipas, Agus Andrianto, menyebut program ini sebagai bukti transformasi pemasyarakatan. “Fokus kami bukan menghukum, melainkan membina. Dengan keterampilan seperti ini, warga binaan punya bekal nyata untuk hidup mandiri setelah bebas,” ujarnya.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menambahkan, “Pemanfaatan FABA bukan hanya solusi lingkungan, tapi juga menciptakan lapangan kerja dan membuka jalan bagi ekonomi sirkuler.”
Dengan kapasitas produksi mencapai 2 juta paving block dan 1 juta batako per tahun, potensi omzet Rp5,4 miliar bukan sekadar angka melainkan simbol perubahan. Dari jeruji besi lahir kemandirian. Dari pulau penjara tumbuh harapan baru.