Lombok Timur – Di saat sebagian orang hanya bisa menonton lewat layar berita bagaimana kekeringan mengubah wajah NTB, Bank NTB Syariah memilih jalan berbeda: mereka turun langsung ke lapangan, ke titik-titik terdalam krisis, dan menjadi bagian dari solusi.
Desa Sekaroh di Kecamatan Jerowaru, Lombok Timur, telah lama dikenal sebagai wilayah rawan air bersih saat musim kemarau datang. Namun tahun ini, situasinya jauh lebih pelik. Sumur-sumur warga tak lagi mengeluarkan air, dan embung-embung kecil mengering menyisakan tanah retak. Ratusan kepala keluarga pun hidup dalam bayang-bayang krisis air yang makin mencekik.
Menjawab keprihatinan itu, Bank NTB Syariah hadir membawa harapan dalam bentuk nyata: ribuan liter air bersih yang dikirim menggunakan mobil tangki milik sendiri. Aksi ini bukan sekadar formalitas CSR, tetapi merupakan kepedulian yang tumbuh dari kedekatan lembaga ini dengan denyut nadi masyarakat lokal.
Siti Hudaniyah, Branch Manager Bank NTB Syariah KC Selong, mengatakan bahwa apa yang dilakukan institusinya bukan semata program kerja, tapi cerminan nilai-nilai kemanusiaan yang mereka pegang teguh.
“Air adalah hak dasar, dan ketika masyarakat kekurangan akses terhadap itu, kami merasa berkewajiban untuk hadir. Ini adalah bagian dari komitmen moral kami,” ujarnya tegas di sela penyaluran air bersih di Sekaroh.
Warga desa pun menyambut kedatangan mobil tangki dengan penuh haru. Anak-anak membawa ember, para ibu berjajar rapi, dan para tokoh masyarakat turut mengawal proses distribusi agar berjalan tertib dan merata.
“Kadang kami harus beli air Rp 200 ribu untuk satu tangki kecil. Itu pun belum tentu datang hari itu juga. Bantuan dari Bank NTB Syariah sangat menolong kami,” ujar Ibu Halimah, warga RT 03 Dusun Montong Bale.
Dalam aksi ini, Bank NTB Syariah tak hanya membawa air bersih, tapi juga membawa pesan: bahwa keberpihakan terhadap masyarakat harus ditunjukkan dalam bentuk nyata, bukan hanya angka-angka statistik atau jargon program. Sebuah pendekatan kemanusiaan yang mulai langka di tengah geliat dunia yang semakin individualistik