Mataram – Tidak semua rumah di Nusa Tenggara Barat (NTB) diterangi cahaya listrik. Di balik gemerlap kota, masih banyak keluarga di pelosok Lombok, Sumbawa, dan Bima yang hidup dalam gelap. Namun bagi 812 keluarga tak mampu, gelap itu perlahan sirna berkat inisiatif mulia PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah NTB melalui program Light Up The Dream (LUTD).
Program yang dimulai sejak 2023 ini merupakan bentuk nyata solidaritas para pegawai PLN yang menyisihkan sebagian rezekinya demi mewujudkan listrik bagi mereka yang belum terjangkau jaringan. Kolaborasi dengan Yayasan Baitul Maal (YBM) PLN semakin memperkuat langkah ini. Dana yang terkumpul digunakan untuk penyambungan listrik gratis, lengkap dengan instalasi dan kWh meter yang aman dan sesuai standar.
“Ini bukan soal angka, tapi tentang makna,” ungkap General Manager PLN UIW NTB, Sri Heny Purwanti. “Kami percaya listrik bisa mengubah hidup, dan kami ingin perubahan itu dirasakan semua kalangan, terutama yang selama ini terpinggirkan dari akses energi.”
Lebih dari sekadar fasilitas teknis, LUTD telah menjadi harapan baru. Dari dapur sederhana di pegunungan Sumbawa hingga rumah-rumah kecil di Bima, cahaya kini menyalakan semangat baru untuk belajar, bekerja, dan hidup lebih baik. Di rumah Agus, warga Bima, anak-anaknya kini bisa belajar dengan nyaman saat malam tiba. “Dulu anak-anak kami belajar dengan pelita, sekarang mereka bisa belajar tanpa khawatir. Terima kasih PLN,” katanya lirih.
Dengan pendekatan berbasis kebutuhan nyata masyarakat, PLN memastikan bantuan ini menyentuh langsung jantung permasalahan: kesenjangan energi. Bukan proyek mercusuar, melainkan gerakan akar rumput yang menyentuh sisi kemanusiaan.
Melalui Light Up The Dream, PLN membuktikan bahwa listrik bukan sekadar kabel dan arus, tapi juga simbol keberpihakan dan keadilan. Program ini menjadi bukti bahwa empati, jika dikolaborasikan dan dikelola dengan baik, dapat menjadi kekuatan besar yang mampu menerangi negeri.