Mataram – Dalam momentum Hari Pahlawan 10 November, organisasi kepemudaan Laskar Pemuda Bumi Gora menyerukan agar pemerintah mempertimbangkan pemberian gelar Pahlawan Nasional kepada Presiden ke-2 Republik Indonesia, H. M. Soeharto.
Deklarasi ini digelar sebagai bentuk pengakuan atas jasa besar Soeharto dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan menegakkan Pancasila di tengah ancaman ideologi ekstrem yang sempat mengoyak bangsa pada era 1960-an.
Koordinator aksi, Safiin, menyebut Soeharto sebagai sosok yang memadukan keberanian militer dengan ketegasan seorang negarawan.
“Soeharto adalah Panglima Mandala Pembebasan Irian Barat. Ia juga tokoh yang menumpas G30S/PKI dan memastikan Pancasila tetap menjadi dasar negara. Itu bukti nyata jiwa kepahlawanannya,” ujarnya.
Menurut Safiin, kepemimpinan Soeharto selama lebih dari tiga dekade tidak hanya menghadirkan stabilitas politik, tetapi juga kemajuan ekonomi nasional yang signifikan. Program Pelita, pembangunan infrastruktur jalan tol, bandara, hingga pemerataan listrik desa menjadi bagian dari sejarah pembangunan Indonesia modern.
“Kita tidak menutup mata terhadap kekurangan masa itu, tapi sejarah tidak boleh buta terhadap jasa besar. Soeharto sudah memberikan pondasi kuat bagi kemajuan bangsa,” tambahnya.
Deklarasi ini menjadi salah satu gerakan moral yang mendorong masyarakat untuk menilai kembali peran tokoh-tokoh besar bangsa dengan adil dan berimbang, sesuai semangat persatuan nasional.
