Ketika hal tersebut dicapai, maka dengan sendirinya kredibilitas pemilihan di mata masyarakat domestik dan internasional juga akan meningkat. Sebab, ketika banyak pihak dapat memberikan persetujuan terhadap keberlanjutan dan keadilan pemilihan, hal itu memberikan dukungan yang lebih besar terhadap hasilnya.
”Kalau pemantau pemilunya berasal dari beragam entitas, kita sebagai masyarakat juga dapat mendapatkan analisis dan laporan yang lebih komprehensif. Perspektif yang beragam dapat membantu mengidentifikasi berbagai tantangan dan pelanggaran yang mungkin muncul selama proses pemilihan,” ungkap Didu.
Secara tidak langsung, keterlibatan pemantau pemilu yang luas juga dapat berfungsi sebagai alat pendidikan politik bagi masyarakat. Proses pemantauan dapat menjadi kesempatan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya partisipasi dalam pemilihan dan memahami bagaimana demokrasi berfungsi.
Dengan begitu, penguatan demokrasi juga akan terus berjalan. Sebab, membuka pintu bagi partisipasi pemantauan yang lebih luas akan dapat menciptakan lingkungan yang mendukung demokrasi yang sehat dan dinamis. Dan jangan lupa juga kata Didu, citra bahwa Indonesia menghargai pandangan dan norma internasional dalam menjalankan proses demokratisnya akan terus meningkat.
Merujuk pada pengelaman penyelenggaraan Pemilu di sejumlah negara, kehadiran pemantau pemilu independen dan internasional kata Didu, dapat juga membantu meredam konflik pasca-pemilu. Sebab, lembaga pemantau independen tersebut dapat memberikan penilaian yang obyektif. Keberadaan mereka adalah langkah proaktif untuk mencegah potensi ketidakstabilan politik.
”Pemantau pemilu independen itu sejatinya bekerja untuk memastikan bahwa suara rakyat tidak hanya didengar, tetapi juga dihormati,” ucap analis politik kawakan NTB ini.