Mataram – Langkah Dewan Pengurus Daerah (DPD) KNPI NTB mengundang Gubernur Jawa Barat, Kang Dedi Mulyadi, untuk memberikan sambutan dalam Rapat Kerja Daerah (Rakerda) KNPI NTB 2025, memantik sorotan publik. Undangan kepada KDM bukan tanpa alasan di baliknya tersimpan kekecewaan mendalam terhadap sikap Gubernur NTB yang selama ini dinilai dingin dan tidak pernah merespons surat resmi dari organisasi kepemudaan tersebut.
Ketua Umum DPD KNPI NTB, Taupik Hidayat, mengungkapkan bahwa undangan kepada Gubernur Jawa Barat adalah bentuk aspirasi pemuda NTB yang ingin merasakan langsung perhatian dan pembinaan dari sosok pemimpin yang dianggap visioner dan responsif terhadap isu kepemudaan.
“Sudah berkali-kali kami menyurati Gubernur NTB untuk hadir atau memberi sambutan dalam agenda resmi KNPI. Tapi selalu nihil tanggapan. Maka kami undang Kang Dedi Mulyadi, pemimpin dari luar daerah yang justru menunjukkan kepedulian dan bisa kami ajak berdialog,” ujar Taupik dengan nada kecewa.
Menurutnya, surat resmi undangan untuk menghadiri dan memberi sambutan di acara Rakerda KNPI NTB yang akan digelar pada 27 Agustus 2025 di Fave Hotel Mataram telah dikirimkan langsung kepada Gubernur Jawa Barat. Hal ini dilakukan karena KNPI NTB tak ingin acara penting tersebut sepi dari sosok yang mampu menginspirasi dan memberi arah kepada pemuda.
“Kami tak ingin pemuda NTB tumbuh dalam bayang-bayang pemimpin yang apatis. Jika surat dari pemuda daerah sendiri tak pernah dibaca, lalu di mana peran dan tanggung jawab moral sebagai kepala daerah?” sindirnya tajam.
Sikap diam dan tidak responsif dari Gubernur NTB dinilai mencederai semangat kolaborasi antara pemerintah dan pemuda. Bahkan, menurut Taupik, ini menjadi bukti nyata bahwa organisasi kepemudaan tidak dianggap sebagai mitra strategis dalam pembangunan.
“Jika pemuda tidak dihargai di rumah sendiri, maka jangan salahkan jika mereka mencari inspirasi dari luar,” tutupnya.
