Mataram – Panasnya kontestasi Pemilihan Gubernur NTB semakin membara setelah Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram menyoroti indikasi pelanggaran serius yang dilakukan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) NTB. Insiden ini bermula dari penayangan hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) di acara debat ketiga Pilgub NTB yang disiarkan CNN Indonesia pada 20 November 2024.
Sam Sukur Rahman, Menteri Kebijakan Kampus, Daerah, dan Nasional DEMA UIN Mataram, menilai tayangan tersebut sebagai pelanggaran berat terhadap prinsip netralitas KPU. “Kami mengecam keras tindakan ini. Menampilkan hasil survei di momen krusial seperti debat hanya akan menguntungkan pasangan tertentu dan berpotensi memicu keresahan publik,” tegas Sam dalam konferensi pers, Jumat (22/11).
DEMA meminta Bawaslu NTB turun tangan untuk mengusut tuntas kejadian ini. Menurut mereka, permintaan maaf yang disampaikan KPU NTB tidak cukup. “Bawaslu harus memastikan tidak ada indikasi pelanggaran lebih jauh. Demokrasi harus dijaga dari praktik-praktik yang merusak kepercayaan masyarakat,” tambahnya.
Menanggapi tudingan tersebut, Anggota KPU NTB, Agus Hilman, mengaku keberatan dengan penayangan survei tersebut. Ia menegaskan bahwa segmen itu sepenuhnya tanggung jawab CNN dan tidak masuk dalam kendali KPU. “Kami hanya mengatur durasi debat, sedangkan segmen pra-debat murni program pihak stasiun televisi. Kami sudah menyampaikan keberatan dan permintaan maaf kepada seluruh pasangan calon,” jelasnya.
Namun, pernyataan ini tidak meredakan kekecewaan. Banyak pihak menilai insiden ini mencerminkan lemahnya pengawasan dan koordinasi penyelenggaraan Pilkada. Dukungan terhadap sikap DEMA mengalir deras dari berbagai kalangan, termasuk akademisi dan aktivis pemilu, yang menyerukan transparansi dan akuntabilitas penuh dari KPU NTB.
Dengan tensi politik yang terus meningkat, insiden ini menjadi pukulan berat bagi integritas Pilkada NTB. Pertanyaan besar kini menggantung: mampukah KPU menjaga keadilan dan netralitas hingga hari pemungutan suara?