Upaya yang dilakukan untuk melahirkan generasi yang siap dengan peralihan EBT, salah satunya, dengan mendorong para siswa di NTT melalui program vokasi ke Jerman untuk belajar renewable energy.
Di samping itu, VBL juga mengharapkan pembenahan dalam sistem belajar mengajar di NTT agar tidak terlalu lama di dalam kelas. Siswa perlu untuk mengeksplorasi daerah di sekitarnya untuk mengenalkan dan memahami potensi daerah yang dimiliki NTT.
“Ketika selesai mengikuti kegiatan pendidikan di Jerman sudah menguasai ilmu dan dapat mengelola dan mengembangkan potensi EBT di NTT dengan baik demi mewujudkan Indonesia Emas 2045,” ujar VBL.
Antusiasme VBL atas pengelolaan kekayaan EBT di NTT juga tercermin melalui dukungan penuh yang diberikan atas pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) unit 5-6 di Poco Leok.
Viktor mengatakan, dengan memanfaatkan energi panas bumi sebagai alternatif dalam mengurangi ketergantungan negara pada bahan bakar fosil dapat menekan penggunaan emisi yang berujung pada kesiapan negara dalam melawan isu iklim global.