“Saya sudah dari lama berjualan Kelomang ini, tiap harinya keliling ke sekolah-sekolah yang ada, pun juga di beberapa acara seperti MTQ ini,” katanya.
Lebih lanjut, ia mengakui di gelaran MTQ ini walaupun baru hanya 1 malam berjualan setidaknya ada keuntungan yang didapatkan.
“Untuk biaya awal sendiri kita beli Kelomang seharga Rp 50 ribu per kilo di teman, Alhamdulillah di acara MTQ ini paling tidak sudah balik modal,” terangnya sambil tersenyum malu.
Sekali menjual Bahaudin bisa menghabiskan ratusan Kelomang. Pendapatan yang dihasilkannya memang tidak besar sehari-harinya, namun kerja ikhlas untuk hidup sehari-harinya adalah kunci kuat ia menjalani pedagang Kelomang ini.
Memelihara Kelomang pun terbilang mudah, pasalnya pakan yang diberikan sangat mudah didapat, karena memang Kelomang ini termasuk hewan omnivora, suka daging ataupun sayuran.