“Dulu Samota kosong enggak ada kegiatan. Sekarang ramai minta ampun, hampir tidak pernah sepi saban hari. Karena ada kepastian event MXGP selama lima tahun sehingga orang mau berinvestasi,” ujarnya.
Menurutnya, MXGP bukan sekedar olahraga, tetapi pemicu pergerakan sektor produksi dan pembangunan daerah. Jika luas lahan eks Bandara Selaparang, Lombok yang begitu luas tidak dimanfaatkan dengan kegiatan event produktif, maka akan sia-sia. Tetapi begitu akan dijadikan tempat event internasional, seperti MXGP, begitu banyak harapan masyarakat untuk bisa menggerakan roda ekonomi mereka. Karena dengan adanya event internasional, maka akan banyak wisatawan datang berkunjung, dan dampaknya adalah ekonomi riil masyarakat setempat.
“Kalau hitung untung mungkin belum ada, tapi dampaknya terhadap ekonomi masyarakat itu akan besar,” katanya.
Direktur Utama Bank NTB Syariah H Kukuh Rahardjo mengatakan MXGP tahun ini cukup berbeda dengan negara-negara lain, di mana khusus untuk Indonesia pada tahun yang sama mendapatkan dua seri sekaligus dan hanya diselenggarakan di NTB.
“Kita harus bersyukur diberikan kepercayaan menjadi penyelenggara event internasional dua seri di NTB,” kata Kukuh.