Ia juga menjelaskan bahwa pasokan minyak goreng dari produsen ke distributor belum secara kontinyu tersedia.
“Kadang dalam sehari, datang 2-3 kontainer. Dalam sehari atau dua hari langsung di droping ke retail dan pasar, sehingga hari berikutnya sudah tidak ada,” ucapnya
Untuk itu, ia mengaku terus berkoordinasi dengan Kementerian Perdagangan, Satgas dan para distributor untuk mencari solusi dan menyelesaikan permasalahan minyak goreng. “Termasuk untuk mengikuti ketetapan HET minyak goreng sebesar Rp14.000,-/liter. Namun saat ini harga yang beredar dipasar tembus hingga angka Rp18.000,- sampai Rp25.000,-/liter,” ujarnya.
Ia mengaku Ratas tersebut akan ada pertemuan berikutnya, untuk mengerucutkan solusi kebutuhan pokok minyak goreng.
Dalam Rapat terbatas tersebut turut dihadiri Asisten 2 Setda Provinsi NTB, para distributor minyak goreng dan beberapa retail di NTB.