Manggarai – Di balik perbukitan hijau Poco Leok yang sunyi, sebuah revolusi energi tengah dirancang. PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Nusa Tenggara (UIP Nusra) sedang memacu pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ulumbu Unit 5-6 (2×20 MW), menjadikan kawasan timur Indonesia sebagai pionir dalam transisi menuju energi bersih.
Proyek yang dibangun di atas Wilayah Kerja Panas Bumi (WKP) seluas 18.280 hektare ini telah memasuki fase penting. PLN telah membebaskan lebih dari 10 hektare lahan strategis untuk empat wellpad utama, dan kini tengah menyelesaikan pembukaan akses jalan menuju dua titik pengembangan tambahan. Proses ini dilakukan dengan kepatuhan ketat terhadap regulasi dan prinsip partisipasi masyarakat.
Menurut Osta Melanno, Manager UPP Nusra 2, upaya ini tidak hanya menandai kemajuan teknis, tapi juga membuktikan bahwa pengembangan energi hijau dapat berjalan berdampingan dengan kearifan lokal. “Sebagian besar lahan yang digunakan bukanlah area pertanian aktif. Ini penting agar proyek tidak mengganggu penghidupan masyarakat,” ungkapnya.
Namun ambisi PLN tak berhenti pada penyediaan listrik. Lewat berbagai program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), PLN membangun sistem air bersih, sanitasi, hingga fasilitas pendukung lainnya demi meningkatkan kesejahteraan warga. Poco Leok, yang dahulu identik dengan keterisolasian, perlahan berubah menjadi pusat energi dan harapan.
“PLTP Ulumbu adalah bukti nyata bahwa transisi energi bukan hanya soal teknologi, tetapi juga soal keberpihakan pada masyarakat dan lingkungan,” ujar General Manager PLN UIP Nusra, Yasir. Ia menegaskan bahwa keberlanjutan dan kolaborasi adalah kunci utama.
Di masa depan, ketika listrik dari Poco Leok mengalir ke rumah-rumah, masyarakat tak hanya menikmati terang mereka akan mengenang bagaimana sebuah pembangkit mengubah nasib desa dan membuka jalan menuju Indonesia yang lebih hijau.