Menurutnya, penggunaan SPLIKS di pelabuhan-pelabuhan ASDP ini akan sangat membantu, terutama di pelabuhan-pelabuhan yang memiliki potensi kapalnya lebih banyak sandar di dermaga. “Ketika kapal sandar di dermaga lebih dari 4 jam, mesin generatornya bisa diistirahatkan dan bisa beralih ke penggunaan listrik dari SPLIKS, sehingga efisiensi juga bisa terjaga dalam penggunaan BBM”, ungkapnya. Syamsuddin berharap, kedepan akan lebih banyak dipasang SPLIKS di pelabuhan-pelabuhan terutama pelabuhan-pelabuhan yang memang potensi kapal istirahatnya lebih banyak.
Kepala Dinas Perhubungan Provinsi NTB, H. Lalu M. Faozal, S.Sos, mengutarakan bahwa Pemprov NTB selaku regulator berperan memfasilitasi, memberikan ruang yang cukup pada masyarakat, bersama-sama dengan stakeholder yang lain untuk meyakinkan masyarakat bahwa alat transportasi dengan bahan bakar listrik itu lebih efisien. “Apabila masyarakat yakin dengan efisiensi penggunaan listrik, maka penghematan tersebut bisa dibelanjakan untuk keperluan yang lain, yang sebelumnya digunakan untuk membeli BBM”, tutur beliau.

Terkait pembangunan SPLIKS di lokasi lain di Nusa Tenggara Barat, Faozal mendorong agar bisa terealisasi. “Pemerintah pastinya akan mendorong kemudahan pelayanan kepada masyarakat, apalagi terbukti bahwa penggunaan SPLIKS tersebut menimbulkan dampak yang positif, baik dari sisi lingkungan maupun dari biaya operasional. Pemerintah akan lebih mendorong lebih baik lagi dan sekarang menjadi tugas bersama kita untuk memfasilitasi”, tutupnya.
General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah NTB, Sudjarwo menyebutkan bahwa selain SPLIKS untuk kapal sandar, di NTB telah terpasang sejumlah tujuh unit Anjungan Listrik Mandiri (ALMA) di sejumlah pelabuhan. Hal ini merupakan salah satu upaya untuk menciptakan ekosistem kendaraan listrik guna mendorong pertumbuhan kendaraan listrik di sektor maritim. “PLN berkomitmen menumbuhkan ekosistem kendaraan listrik, baik di darat maupun di laut dengan menyiapkan infrastruktur stasiun pengisian listrik yang tersebar di sejumlah lokasi di NTB”, ujar Sudjarwo.
Sudjarwo juga menambahkan bahwa untuk membangun ekosistem kendaraan listrik tidaklah mudah. “PLN tentunya tidak akan bisa mewujudkan ekosistem green transportation maupun green port secara sendirian tanpa keterlibatan pihak lain. Dukungan stakeholder dan pemangku kebijakan serta para pelaku transportasi memiliki andil yang cukup besar. Net zero emission merupakan challenge bagi bangsa Indonesia untuk menghadirkan udara yang lebih bersih bagi anak cucu kita dan untuk menghadirkan kehidupan yang lebih baik”, tutupnya.