Mataram – Di tengah maraknya aktivitas bermain layang-layang di Nusa Tenggara Barat, PT PLN (Persero) mengeluarkan peringatan keras menjelang perayaan HUT RI ke-79. Kebiasaan masyarakat yang semakin gemar bermain layang-layang, terutama di dekat jaringan listrik, telah menyebabkan peningkatan signifikan pada gangguan listrik di wilayah tersebut.
Sepanjang tahun 2024, tercatat kenaikan 10% gangguan listrik yang disebabkan oleh layang-layang yang tersangkut di kabel transmisi. Gangguan ini mengakibatkan lebih dari setengah juta pelanggan mengalami pemadaman, yang tentu saja berdampak besar pada aktivitas sehari-hari.
Menanggapi hal ini, PLN telah mengambil langkah-langkah preventif dengan membersihkan jalur transmisi dari layang-layang serta melakukan sosialisasi intensif kepada masyarakat. Salah satu upaya tersebut dilakukan oleh ULTG Bima yang terjun langsung ke Desa Rora, Kabupaten Dompu, untuk memberikan edukasi mengenai bahaya bermain layang-layang di sekitar jaringan listrik.
“Kami berterima kasih kepada warga yang mulai memahami bahaya besar bermain layang-layang di sekitar instalasi listrik. Dengan kesadaran kolektif ini, kami berharap bisa menjaga keandalan listrik di NTB, terutama menjelang momen penting seperti HUT RI,” ujar Anung Hermawan, Manager PLN UPT Mataram.
Sementara itu, General Manager PLN Wilayah NTB, Sudjarwo, menegaskan bahwa pihaknya akan terus memperkuat upaya pencegahan terhadap gangguan listrik yang disebabkan oleh layang-layang. “Kami tidak hanya fokus pada menjaga pasokan listrik yang andal, tetapi juga memastikan keselamatan masyarakat. Penggunaan aplikasi PLN Mobile untuk melaporkan gangguan diharapkan semakin memudahkan kami dalam menanggulangi masalah ini,” ungkap Sudjarwo.
Dengan langkah-langkah ini, PLN berharap masyarakat dapat merayakan HUT RI ke-79 dengan aman dan nyaman tanpa khawatir terjadi pemadaman listrik akibat layang-layang. Keselamatan dan keandalan listrik menjadi prioritas utama, dan dukungan masyarakat adalah kunci keberhasilan upaya ini.