Ruteng – PT PLN (Persero) Unit Induk Pembangunan Nusa Tenggara (UIP Nusra) kembali membuktikan komitmennya dalam mendukung pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Menjelang perayaan Natal, PLN menggelar Penyampaian Nilai Ganti Kerugian dan Musyawarah Penetapan Bentuk Kerugian untuk pengadaan lahan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ulumbu Unit 5-6 Poco Leok pada Senin, 9 Desember 2024.
Acara yang berlangsung di Kabupaten Manggarai ini melibatkan berbagai pihak, mulai dari 17 pemilik tanah yang menguasai 19 bidang, tokoh adat, perangkat desa, hingga aparat pemerintah dan keamanan. Dengan suasana yang penuh kedamaian, kegiatan ini menjadi langkah penting dalam memastikan keberlanjutan proyek strategis nasional tersebut.
Plt Kepala Kantor Pertanahan ATR/BPN, Jeremias Haning, menjelaskan bahwa penilaian ganti rugi dilakukan secara independen oleh Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP). “Kami memastikan bahwa proses ini transparan, adil, dan sesuai dengan peraturan. Kami berharap kesepakatan ini dapat memberikan ketenangan bagi masyarakat sebelum Natal tiba,” ujar Jeremias.
Selain itu, Kepala Kejaksaan Negeri Ruteng, Fauzi, juga menekankan pentingnya memanfaatkan dana ganti rugi untuk kesejahteraan keluarga. “Ini bukan hanya soal ganti rugi, tetapi juga soal masa depan masyarakat yang lebih baik,” tegas Fauzi.
Menurut perwakilan KJPP, Irfan, penilaian kompensasi dilakukan berdasarkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2021 yang mencakup aspek fisik dan non-fisik, seperti masa tunggu dan dampak sosial. Proses ini, katanya, sepenuhnya profesional dan dapat dipertanggungjawabkan.
Dukungan keamanan penuh diberikan oleh TNI-Polri. Kepala Staf Kodim 1612 Manggarai, Zainuddin, memastikan pihaknya akan terus mengawal proses hingga selesai. “Proyek ini adalah kebanggaan kita bersama. Kami akan pastikan semuanya berjalan lancar,” ungkap Zainuddin.
Manager PLN UPP Nusra 2, Osta Melano, mengungkapkan bahwa proyek PLTP Ulumbu membawa manfaat besar bagi masyarakat sekitar, termasuk peningkatan kapasitas listrik, perbaikan infrastruktur jalan, serta program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). “Proyek ini adalah bukti bahwa pembangunan energi terbarukan membawa dampak nyata bagi masyarakat,” ujar Osta.
Salah satu pemilik tanah, Adrian, mengaku puas dengan ganti rugi yang diterimanya. “Saya senang tanah saya digunakan untuk pembangkit. Uang ganti rugi ini akan membantu keluarga saya menyambut Natal dengan sukacita,” katanya.
Kegiatan ini berjalan lancar dan mencerminkan semangat gotong royong serta kepedulian untuk masa depan yang lebih baik. Di tengah persiapan menyambut Natal, langkah ini membawa harapan baru bagi masyarakat Manggarai sekaligus mendukung pengembangan energi terbarukan di Indonesia.
