Mataram – Ketika ribuan orang memadati pembukaan Festival Olahraga Rekreasi Nasional (FORNAS) VIII di halaman Kantor Gubernur NTB, denyut ekonomi Kota Mataram ikut bergerak cepat. Perhelatan nasional ini bukan sekadar tontonan budaya dan olahraga, tapi menjadi instrumen nyata dalam menggairahkan sektor ekonomi lokal.
Sejak sepekan menjelang pembukaan resmi Sabtu (26/7/2025), tingkat okupansi hotel di Mataram dan sekitarnya mencapai hampir 100 persen. Pelaku UMKM, pedagang kaki lima, penyedia jasa transportasi lokal, hingga pemilik homestay di kawasan pinggiran kota ikut kecipratan rezeki dari ribuan tamu kontingen dan wisatawan yang datang dari seluruh Indonesia.
“Dari pagi sampai malam jualan kami tidak berhenti. Dagangan selalu habis,” ujar Laila (35), penjual makanan khas NTB di area seputaran Islamic Center. Ia mengaku omzetnya naik 3 kali lipat dibanding hari biasa. Cerita serupa datang dari pelaku UMKM binaan Dekranasda NTB yang difasilitasi menggelar stan di arena FORNAS. Produk-produk lokal seperti kain tenun, madu Sumbawa, dan kopi khas Lombok laris manis diserbu pembeli.
Gubernur NTB Lalu Muhammad Iqbal menyebut FORNAS VIII sebagai “stimulan besar-besaran” untuk ekonomi rakyat. “Kita tidak hanya menjadi tuan rumah. Kita memanfaatkan momen ini untuk memberdayakan masyarakat, menggerakkan UMKM, dan mempromosikan NTB sebagai destinasi sport tourism nasional,” tegasnya.
Efek ganda FORNAS bahkan terasa hingga ke desa-desa. Banyak warga menyewakan rumah mereka untuk akomodasi kontingen. Transportasi lokal seperti ojek online, angkutan sewa, dan jasa kuliner rumahan meningkat drastis. Kota Mataram seperti hidup 24 jam.
Menurut catatan Bappeda NTB, diperkirakan perputaran uang selama gelaran FORNAS VIII mencapai Rp 50 miliar hanya dalam seminggu, berasal dari belanja kontingen, penonton, dan aktivitas sektor pendukung. Ini membuktikan bahwa investasi penyelenggaraan acara nasional bukan hanya seremonial, tetapi mampu menjadi lokomotif nyata bagi ekonomi lokal.