Taliwang – Sumbawa Barat memperingati Hari Buruh Internasional 1 Mei 2025 dalam suasana yang kontras dengan semangat perlawanan terhadap penindasan buruh dan ketimpangan ekonomi. Bukan di jalanan, namun dari ruang-ruang diskusi dan pernyataan publik, suara kritik kini datang dari Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Sumbawa Barat, Indra Dwi Herfiansyah, yang lantang menyoroti ketidakberpihakan PT Amman Mineral Nusa Tenggara (PT AMMAN) terhadap pengusaha dan tenaga kerja lokal.
“May Day tahun ini terasa pahit. Masyarakat KSB hanya menjadi penonton di tanahnya sendiri. PT AMMAN terus menikmati sumber daya kami, tetapi minim kontribusi langsung dalam membangun kemandirian ekonomi lokal,” tegas Indra, Kamis, 1 Mei 2025.
Indra, yang juga mantan Ketua BEM Universitas Cordova 2022–2023, menyatakan bahwa selama ini akses untuk bermitra dengan perusahaan raksasa tambang tersebut seperti tertutup kabut tebal. Banyak pengusaha lokal tidak mengetahui pintu masuk untuk bisa berkontribusi dalam proyek-proyek tambang dan smelter yang seharusnya membuka peluang ekonomi bagi warga KSB sendiri.
“Saya mendengar sendiri, ada pengusaha lokal yang bahkan tak tahu harus bicara ke siapa. Yang dapat proyek justru mitra-mitra dari luar daerah. Ini bukan soal kapasitas, tapi soal keadilan dalam distribusi kesempatan,” tegasnya.
Lebih dari dua pekan, tepatnya sejak 18 April 2025, berbagai suara dan keluhan telah disampaikan publik. Namun hingga 1 Mei 2025, PT AMMAN masih memilih diam. Indra menilai sikap ini sebagai bentuk arogansi korporasi yang merasa tak perlu menjawab keresahan masyarakat.
