Lombok Barat — Ratusan pedagang di Pasar Kediri, Kabupaten Lombok Barat (Lobar), NTB, terpaksa menjalani hari-hari mereka dengan perasaan cemas dan terancam. Sejak tragedi gempa dahsyat yang mengguncang Lombok pada tahun 2018, kondisi bangunan pasar yang nyaris ambruk masih dibiarkan tanpa perbaikan, menyisakan bekas reruntuhan yang berpotensi membahayakan keselamatan jiwa para pedagang dan pengunjung.
Dalam kondisi yang mengkhawatirkan ini, pedagang tidak hanya menghadapi ancaman fisik dari bangunan yang rapuh, tetapi juga beban psikologis yang berat. Meskipun mereka berusaha menjalani kehidupan sehari-hari, rasa takut akan kemungkinan gempa susulan menghantui mereka setiap saat. Samsul, salah satu staf pengelola pasar, mengungkapkan, “Kadang kalau ada isu gempa atau gempa kecil, kita langsung keluar dari kantor. Takut.” Ketakutan ini bukan tanpa alasan, mengingat kondisi gedung yang semakin memburuk, dengan plafon dan dinding yang retak serta terkelupas, menciptakan suasana yang menyerupai gedung terbengkalai.
Gedung kantor pasar yang seharusnya menjadi pusat aktivitas justru lebih mirip gudang rongsokan. Dengan dinding kotor, anak tangga yang tidak terawat, dan bau menyengat khas pasar, kondisi tersebut semakin memperburuk pengalaman berbelanja dan berjualan. Setiap kali ada aktivitas di lantai dua, bangunan tersebut bergetar, membuat staf pengelola pasar merasa panik dan was-was akan keselamatan mereka.