Program Strategis: Tiga Pilar Perubahan
1. Penguatan Kapasitas Anggota dan Kesejahteraan
Pelatihan jurnalistik, literasi digital, jurnalisme data, keamanan siber, hingga pelatihan daring berbasis platform PWI. Ia juga akan memperkuat advokasi hukum dan keselamatan wartawan.
2. Solidaritas Lintas Generasi dan Daerah
Membangun komunikasi antaranggota di semua kabupaten/kota. Menghidupkan kembali PWI di daerah-daerah dengan program nyata dan kaderisasi yang adil.
3. Transformasi Digital
Mengintegrasikan teknologi ke dalam sistem kerja dan manajemen organisasi. Menyediakan kanal distribusi digital resmi bagi anggota. Meningkatkan pemahaman terhadap SEO, AI, algoritma, dan tools digital lainnya.
Konsolidasi ke Daerah dan Aspirasi Akar Rumput
Selama beberapa bulan terakhir, Lop aktif melakukan safari organisasi ke berbagai daerah di NTB: Lombok Timur, KLU, Mataram, Bima, Dompu, Sumbawa, hingga KSB.
Di setiap kunjungan, ia tidak datang sebagai calon yang kampanye, tapi sebagai sahabat sejawat yang mendengar dan mencatat. Ia menghimpun aspirasi, kritik, dan harapan anggota. Semuanya menjadi bahan rancangannya membentuk PWI masa depan.
“Kalau saya terpilih, suara-suara itu tidak akan saya lupakan. Mereka akan jadi kompas arah kebijakan PWI ke depan,” ucapnya mantap.
Spirit Muda, Jiwa Senior
Meski termuda di antara para kandidat, banyak senior yang justru memberikan restu padanya. Mereka melihat dalam diri Lop bukan sekadar regenerasi, tetapi juga kesinambungan perjuangan jurnalisme bermartabat.
“Ini saatnya PWI NTB dipimpin orang yang masih produktif, masih kuat jalan ke daerah, masih bisa turun langsung ke lapangan,” kata salah seorang jurnalis senior NTB yang tak mau disebut namanya.
Jalan Menuju Pulau Harapan
Konferprov PWI NTB 2025 bukan hanya agenda lima tahunan. Ia adalah penentu arah masa depan organisasi wartawan terbesar di Nusa Tenggara Barat.
Ahmad Ikliludin tidak hadir untuk melawan siapa pun. Ia hadir untuk mengajak semua elemen PWI bangkit bersama.
“Saya hanya ingin PWI NTB kembali berwibawa. Dihormati bukan karena jabatan, tapi karena karya. Dan itu hanya bisa tercapai kalau kita bersatu.”
Ahmad Ikliludin adalah representasi dari semangat baru dalam dunia pers NTB: muda, berpengalaman, berani, dan punya visi. Di pundaknya tersimpan harapan para jurnalis muda. Di tangannya terbuka kemungkinan baru bagi jurnalisme NTB yang lebih kolektif, adaptif, dan bermartabat.
Ia bukan hanya calon. Ia adalah perubahan yang sedang berjalan.(*)