Hairi juga mengungkapkan bahwa perusahaan tempat Gafur bekerja di Malaysia, setelah melalui negosiasi panjang, bersedia menanggung semua biaya pemulangan jenazah. “Alhamdulillah, majikan almarhum telah setuju untuk membiayai pemulangan setelah ada komunikasi intensif dari pihak kami dan KBRI,” tambahnya.
Gafur meninggal dunia pada 29 Juli lalu setelah ditembak oleh orang tak dikenal di sebuah perkebunan kelapa sawit di Simpang Ngu Miri, Malaysia Timur. Informasi yang diterima menyebutkan bahwa korban mengalami tujuh luka tembak dari senjata air soft gun saat mencoba melindungi barang-barangnya.
Kepala Desa Waringin, Asikin, mengungkapkan bahwa keluarga telah melaporkan insiden ini kepada pihak berwenang, dan berharap agar kasus ini segera mendapat penanganan serius. Ia juga berterima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu proses pemulangan jenazah Gafur.
“Kami mengapresiasi semua pihak yang terlibat dalam proses pemulangan ini, terutama Disnakertrans, BP2MI, dan BP3MI. Kami berharap ada keadilan untuk almarhum dan keluarganya,” kata Asikin menutup pernyataannya.