Korupsi Terstruktur? Siapa di Balik Kasus Ini?
Kasus dugaan korupsi ini terus berkembang. Penyidik telah memeriksa sejumlah saksi, termasuk mantan Kepala Dinas PUPR NTB, Ridwansyah. Ia diperiksa pada 31 Oktober 2024 selama lebih dari tiga jam dengan lebih dari 30 pertanyaan terkait proses penyewaan alat berat ini.
Sementara itu, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) NTB juga telah dilibatkan untuk mengaudit potensi kerugian negara. Namun, hingga saat ini, audit masih tertunda karena keterangan dari Fendi sangat dibutuhkan untuk melengkapi bukti yang ada.
“Jika yang bersangkutan (Fendi) sudah diperiksa, BPKP akan melaksanakan audit. Kita hanya membutuhkan keterangannya sebagai saksi penyewa. Bisa dibilang, ia juga dapat menjadi terduga pelaku,” jelas Regi.
Pemburuan Fendi Semakin Intensif
Sejak status kasus ini naik ke tahap penyidikan pada 9 Oktober 2024, kepolisian semakin memperketat upaya pencarian terhadap Fendi. Surat perintah untuk menangkap dan membawa Fendi ke Mapolresta Mataram telah diterbitkan, dan aparat tengah melacak jejaknya yang diduga berada di luar NTB.
Masyarakat kini menanti perkembangan kasus ini dengan penuh perhatian. Apakah ada pejabat lain yang terlibat? Bagaimana skema ini bisa berjalan selama tiga tahun tanpa ada pengawasan ketat? Jika Fendi berhasil ditangkap, akankah ada tersangka lain yang terseret dalam skandal ini?
Korupsi penyewaan alat berat ini menjadi bukti lemahnya pengawasan terhadap aset daerah. Publik menunggu, apakah hukum akan benar-benar ditegakkan atau kasus ini akan menguap begitu saja?