Musi Banyuasin – Di sebuah dusun kecil bernama Sungai Putih, malam selama bertahun-tahun hanya diterangi lampu minyak dan suara genset tua. Setiap malam, keluarga Rohiya harus merogoh Rp25 ribu agar rumahnya tak tenggelam dalam gelap. Namun kini, setelah hampir satu dekade menunggu, cahaya itu benar-benar datang.
Pemerintah melalui Program Listrik Desa (Lisdes) akhirnya menghadirkan harapan bagi ribuan warga pedalaman. Di bawah komando Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dan dukungan penuh Presiden Prabowo Subianto, negara menargetkan 1.285 desa di seluruh Indonesia akan segera menikmati listrik hingga akhir 2025.
“Listrik bukan kemewahan. Ini hak warga negara,” tegas Bahlil saat meninjau penyalaan BPBL di Desa Bandar Jaya, Kabupaten Musi Banyuasin. “Biayanya besar, tapi negara tak boleh menghitung untung-rugi untuk rakyatnya.”
Program ini bukan hanya tentang menyalakan lampu. Lebih dari 77 ribu keluarga akan mendapatkan kesempatan baru anak-anak belajar tanpa terganggu gelap, pedagang bisa membuka usaha di malam hari, dan kehidupan desa menjadi lebih bergairah.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menegaskan komitmen PLN untuk menerangi wilayah 3T (terdepan, terluar, tertinggal). “Kami tak sekadar menyalurkan listrik, kami menyalurkan kehidupan,” ujarnya.
Rosidin, Kepala Desa Bandar Jaya, tak bisa menyembunyikan rasa harunya. “Sepuluh tahun kami menunggu. Sekarang, doa warga Dusun 4 akhirnya dijawab. Terima kasih kepada Presiden dan Menteri ESDM yang membawa terang ke tempat kami,” katanya dengan mata berkaca.
Cahaya kini bukan lagi mimpi di Sungai Putih. Di balik suara tiang listrik yang berdiri satu per satu, ada rasa bangga: bahwa negara akhirnya benar-benar hadir bukan dengan janji, tapi dengan cahaya.
