“Pak gubernur sudah pesan 20 unit dokar listrik untuk digunakan di daerah pariwisata hijau, seperti di Mandalika. Cuma kita masih menunggu konfirmasi lagi dari pak gubernur,” ujar Ruju
Meskipun secara teknis sudah tidak ada masalah signifikan sehubungan dengan mesin kendaran listrik SMKN 3 Mataram, masih ada revisi kecil yang perlu dilakukan untuk menunjang kenyamanan pengendara beserta penumpang khususnya untuk mobil listrik buggy car.
Salah satu diantara banyak keunggulan mobil listrik besutan SMKN 3 Mataram jika dibandingkan dengan mobil listrik lainnya terletak pada biaya pembuatannya yang relatif lebih terjangkau.
“Kalau untuk mobil listrik buggy car dengan standar ini di pasaran itu sekitar Rp180-200 juta harga jualnya. Anggaran kita kemarin itu habis Rp120 juta untuk produksi. Jadi, kalau kita jual mungkin Rp150 juta masih bisa. Banyak yang pesan kemarin kita kasih pandangan harganya segini, masih tarik-ulur,” katanya.
Selain baterai lithium ilopefo4 72v/100ah, mobil listrik buggy car dilengkapi spesifikasi berupa motor bldc 3kw, kontoler 150A, charger 72v/20ah, waktu pengecasan 4-6 jam, kecepatan max 40 km/jam, jarak tempuh 40-60 km, dan daya angkut 600kg (6 orang).