“Industrialisasi ini harus menjadi pilihan menghadapi ekonomi global saat ini bukan karena program gubernur atau pemerintah,” imbuhnya. Era industrialisasi, masih kata Bang Zul, terbukti mengembangkan produksi dan menaikkan ekonomi masyarakat.
Bahan mentah yang ada akan bernilai ekonomis lebih. Ini jika pola industri sederhana seperti pengemasan untuk daya tahan produk mulai dilakukan. Meski begitu, industrialisasi bukanlah seperti yang dibayangkan dengan pabrik besar. Langkah kecil itu membutuhkan kerja keras dan perjuangan.
“Industrialisasi membutuhkan biaya belajar. Setiap produk yang punya pasar pasti akan dibuat,” kata Doktor Ekonomi Industri tersebut. “Tapi industri yang dipilih harus tepat agar bisa menaikkan ekonomi dan investasinya ada di teknologi mesin,” tutup Bang Zul.
Sementara itu, Bupati Lombok Utara, Johan Syamsu mengatakan, potensi industri di Lombok Utara sangat banyak. Beberapa komoditas seperti kopi, vanila dan kelapa berpeluang industri. “Roadshow industrialisasi ini mengangkat semangat pelaku UMKM di Lombok Utara,” katanya.
Disebutkannya, ada tiga sumber komoditas KLU seperti pertanian dengan lahan yang luas memungkinkan industri pengolahan gabah. Begitupula dengan komoditas kelapa untuk CPO yang melimpah, pabriknya akan segera berdiri diwilayah Pemenang.
“Peluang untuk UMKM, juga sangat besar,” kata orang nomor satu di Kabupaten Lombok Utara tersebut. Ini mengingat KLU juga memiliki potensi pariwisata dengan hotel dan akomodasi lainnya yang membutuhkan produk lokal. (*)