“Saat ini, total ALMA yang terbangun di NTB ada tujuh unit dan tentunya akan terus bertambah. Ini merupakan salah satu kontribusi kami untuk kemajuan daerah yang salah satunya dengan cara memperkuat dan menambah kapasitas listrik untuk industri di sektor perikanan dan kelautan,” jelas Djarwo.
Djarwo juga menjelaskan kehadiran ALMA ini akan berdampak pada efisiensi bahan bakar karena sudah kapal yang sandar akan menggunakan listrik. ALMA juga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan listrik pelanggan pada sektor pariwisata dan kelautan. Sebelumnya kapal-kapal yang ada masih menggunakan diesel dengan bahan bakar minyak solar yang tentunya kurang ekonomis dan ramah lingkungan.
Djarwo juga menegaskan pembangunan ALMA ini merupakan wujud komitmen PLN dalam meningkatkan pelayanan listrik yang mudah dan terjangkau. Pihaknya juga terus berkolaborasi dengan stakeholder terkait untuk terus menambah jumlah pembangunan ALMA di beberapa lokasi strategis di NTB.
”PLN siap untuk menghadirkan listrik yang andal untuk mendukung seluruh lini. Semoga dengan hadirnya ALMA akan meningkatkan perekonomian pelaku sektor kelautan dan perikanan,” tambah Djarwo.
ALMA sendiri merupakan salah satu program Electrifying Marine, yaitu layanan PLN untuk memudahkan pelanggan untuk mendapatkan layanan listrik kebutuhan penerangan kapal, mini coldstorage, serta kebutuhan tenaga listrik lainnya pada lokasi-lokasi dermaga, pelabuhan, kapal sandar, pangkalan pendaratan ikan (PPI) dan tempat pelelangan ikan (TPI). Di NTB, ALMA telah terbangun di Pelabuhan Lembar, Kayangan, Poto Tano, Sape, Gili Gede, Teluk Nare dan Gili Trawangan.