“Untuk wilayah pengembangan PLTP Ulumbu di Poco Leok, pengambilan sampel airnya di dua sumber mata air, yakni Wae Kokor dan Wae Mocok,” ujar Bobby Robson Sitorus.
Data yang diperoleh merupakan data awal yang akan digunakan sebagai referensi yang dijadikan acuan selama proses konstruksi pengembangan PLTP di Pulau Flores.
“Misalnya kita cek pada saat konstruksi, kondisi udaranya sama atau tidak dengan kondisi udara sebelum konstruksi. Karena harus sesuai dengan baku mutu,” ucap Bobby Robson Sitorus.
Apabila pada saat proses konstruksi berlangsung kondisi udaranya tidak sesuai dengan baku mutu, maka proyek tersebut akan dilakukan perbaikan atau dihentikan.
Dampak lingkungan dan sosial yang timbul dari proyek infrastruktur kelistrikan tetap menjadi fokus PT PLN (Persero), tak terkecuali dalam pengembangan PLTP Mataloko dan Ulumbu. Untuk itu, dokumen ESIA dapat menjadi referensi penting selama proses konstruksi. “Hal ini merupakan tanggung jawab kami untuk dapat meminimalisir dampak dari kegiatan operasional dan meningkatkan kualitas lingkungan di wilayah operasional,” kata General Manager PT PLN (Persero) UIP Nusra, Abdul Nahwan.