Mataram – Lobi-lobi diplomatik, adu argumentasi, dan perdebatan tajam dalam bahasa Inggris terdengar menggema dari sebuah ruang pertemuan di Hotel Lombok Raya, Senin (26/5/2025). Bukan diplomat senior, melainkan mahasiswa semester IV Jurusan Hubungan Internasional Universitas Mataram yang tengah menjalani simulasi sidang Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam kegiatan bertajuk IR West Nusa Tenggara Model United Nations (NTB MUN) 2025.
Sebanyak 52 delegasi mewakili negara-negara di dunia dalam forum akademik bergengsi yang menjadi bagian dari penilaian Ujian Akhir Semester (UAS) mata kuliah Diplomasi. Masing-masing mahasiswa dituntut untuk memahami kebijakan luar negeri negara yang mereka wakili dan menyuarakannya melalui diplomasi formal, penyusunan resolusi, serta negosiasi multilateral.
Program ini digagas oleh Himpunan Mahasiswa Hubungan Internasional (HMHI) UNRAM, di bawah bimbingan dosen mata kuliah Diplomasi, Valencia Husni, S.AP., M.Si. Dalam keterangannya, Valencia menyebut kegiatan ini sebagai bentuk pembelajaran yang transformatif dan aplikatif.
“Simulasi Model United Nations adalah metode yang efektif untuk melatih mahasiswa menjadi komunikator dan negosiator yang tangguh. Mereka tidak hanya belajar teori, tetapi langsung terlibat dalam diplomasi aktif menggunakan bahasa internasional,” ujar Valencia.
Lebih dari sekadar tugas akademik, NTB MUN 2025 juga menjadi wadah untuk mengasah keterampilan soft skill mahasiswa: berpikir kritis, public speaking, riset internasional, dan leadership dalam kerangka global.
Ketua panitia, Kayla Salma Setyawan, menjelaskan bahwa kegiatan ini telah disiapkan secara matang oleh tim HMHI sebagai program unggulan tahunan. “Kami ingin mahasiswa HI di UNRAM punya panggung untuk unjuk kemampuan kelas dunia. Antusiasme luar biasa dari peserta menunjukkan bahwa mereka siap berkompetisi di tingkat nasional dan internasional,” katanya.
Sebagai bentuk apresiasi, panitia memberikan penghargaan kepada peserta terbaik dalam kategori Best Position Paper, Best Speaker, dan Delegator Favorite. Penilaian dilakukan oleh dosen dan pengamat diplomasi yang diundang secara khusus.
Melalui program ini, HMHI UNRAM sekali lagi menunjukkan bahwa pemuda NTB memiliki kapasitas untuk berbicara dalam forum global. Diplomasi bukan lagi monopoli para diplomat senior di tangan generasi muda, diplomasi justru menemukan energi dan relevansi barunya.
