“Padahal seperti kita ketahui bersama NTB memiliki banyak sekali klub atau akademi. Jika dikelola dan dilatih oleh pelatih yang bagus, bukan tidak mungkin bisa berprestasi hingga keluar daerah bukan hanya regional saja. Oleh karena itu, peningkatan SDM pelatih ini harus menjadi prioritas utama jika kita ingin prestasi NTB meningkat,” tandas Dino.
Di bidang perwasitan, Dino menyebut saat ini NTB saat ini hanya memiliki tiga wasit yang berlisensi A dan wasit berlisensi B.
“Padahal seperti kita ketahui bersama, event atau turnamen bola basket di NTB banyak diadakan, sementara wasit yang memimpin pertandingan hanya yang itu-itu saja. Oleh karena itu, perlu kita meningkatkan SDM di bidang perwasitan ini juga. Juga pembinaan atlet usia dini dan berkelanjutan,” paparnya.
Pembinaan atlet yang dimulai dari usia dini, kata Dino, merupakan salah satu langkah untuk membentuk tim yang siap dan berprestasi. Dengan adanya akademi bola basket di setiap kabupaten dan kota akan lebih mempermudah pembinaan usia dini.
“PON XXII tahun 2028, dimana kita menjadi tuan rumah merupakan target jangka menengah yang paling pas. Usia atlet kelahiran 2006 yang menjadi batasan usia pemain sudah seharusnya kita persiapkan dari sekarang. Pembentukan kerangka tim dan pembinaan secara berkelanjutan mulai dari sekarang harus kita lakukan agar cabang olahraga bola basket dapat bersaing di PON 2028 mendatang,” jelas Dino.
Selain pembinaan atlet sejak usia dini, pembinaan yang berkelanjutan disebut Dino menjadi salah satu agenda prioritas yang lain untuk menunjang prestasi.
“Permasalahan kita selama ini adalah tidak ada target realistis dari pemain basket NTB setelah lulus SMA, karena tidak ada kompetisi berjenjang dan berkelanjutan. Harus kita akui bersama, event berjenjang dan berkelanjutan masih sangat sedikit di NTB, padahal dengan adanya event tersebut, para atlet mempunyai semangat dan target untuk giat berlatih sehingga mereka bisa lebih berkembang,” katanya. (*)