Mataram – Harapan warga NTB untuk menikmati tol dari Pelabuhan Lembar ke Pelabuhan Kayangan kembali harus disimpan di sudut memori. Gubernur Nusa Tenggara Barat, Lalu Muhamad Iqbal, memastikan proyek ini belum akan dimulai. Bukan dibatalkan, hanya disimpan tanpa kepastian kapan akan diambil lagi.
“Jalan tol tetap ada, tetapi untuk masa mendatang kita simpan rencana itu karena untuk membangun tol butuh waktu sangat lama, bisa sampai belasan tahun,” ujarnya, seperti mengulang nada yang sudah akrab di telinga warga.
Sebagai gantinya, pemerintah memilih jalur “port to port” yang lebih murah dan cepat dibangun. Titik sempit seperti ruas Penujak akan diberi under pass atau flyover, sementara jalur bypass yang banyak tikungan akan dipangkas hambatannya. Langkah ini disebut sebagai solusi darurat, bukan pengganti tol.
Menariknya, konsep jalur utara yang pernah masuk studi kelayakan tetap disebut “hidup” untuk masa depan. “Kita simpan untuk masa depan,” kata Iqbal, memberi harapan yang sama, hanya berganti bungkus.
Pemerintah pusat dikabarkan setuju ikut membantu, namun detailnya masih samar. Sementara itu, alasan mendesaknya jelas: arus logistik pangan meningkat pesat, dari jagung, beras, udang, hingga bawang hasil lonjakan produksi berkat program Presiden Prabowo.
Meski begitu, publik tahu bahwa “solusi cepat” sering kali menjadi solusi lama yang terus diperpanjang. Tol Lembar–Kayangan tetap berada di daftar rencana besar, tapi untuk saat ini, ia kembali menjadi mimpi panjang yang belum tahu kapan akan dibangunkan.