Mataram – Kebakaran Gedung DPRD NTB dinilai sebagai peringatan keras bagi pemerintah provinsi. Alih-alih sekadar membangun kembali gedung yang hangus, aktivis senior LIGA NWDI, Saiful Hadi, mendorong agar momentum ini dijadikan titik awal pemindahan ibu kota provinsi ke Praya.
Dalam pandangannya, Kota Mataram sudah tidak lagi ideal sebagai pusat pemerintahan. Pertumbuhan penduduk yang padat, tata ruang yang sulit diatur, serta beban aktivitas yang berlebihan membuat Mataram berada di titik jenuh.
“Jangan tutup mata. Kota Mataram sudah tidak kuat lagi menanggung beban sebagai ibu kota provinsi. Lebih bijak bila dialihkan ke Praya,” kata Saiful.
Ia menyebutkan, secara geografis dan infrastruktur, Praya memiliki keunggulan. Lokasi yang berada di tengah Pulau Lombok memudahkan mobilitas. Ditambah lagi keberadaan bandara internasional, KEK Mandalika, dan akses mudah ke Pelabuhan Lembar, menjadikan Praya sebagai titik pertumbuhan baru yang lebih modern.
“Di Praya, tata ruang masih terbuka. Investasi pemerintah maupun swasta bisa tumbuh tanpa hambatan, berbeda dengan Mataram yang sudah penuh sesak,” ujarnya.
Saiful pun menekankan agar wacana ini dipandang sebagai langkah rasional. “Kebakaran DPRD NTB seharusnya membuka mata semua pihak. Jangan hanya berpikir jangka pendek membangun ulang gedung, tapi gunakan momentum ini untuk meletakkan pondasi ibu kota baru di Praya,” serunya.











