Mataram – Semangat pengabdian kepada bangsa kembali digaungkan dalam pelaksanaan upacara Hari Kesadaran Nasional yang digelar di Lapangan Kantor Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Provinsi Nusa Tenggara Barat, Kamis (17/4/2025). Upacara ini tidak hanya menjadi rutinitas administratif, namun juga ruang refleksi bersama bagi para Aparatur Sipil Negara (ASN) dan tenaga Non-ASN dalam memperkuat nilai-nilai kebangsaan.
Dipimpin oleh Kepala Bidang Cipta Karya, M. Yulian Maryadi, ST, upacara berlangsung khidmat sejak pagi hari. Dalam amanatnya, Yulian mengutip kalimat legendaris dari Presiden Amerika Serikat ke-35, John F. Kennedy, yang berbunyi:
“Jangan tanyakan apa yang bisa negara berikan untukmu, tapi tanyakan apa yang bisa kamu berikan untuk negaramu.”
Kutipan ini tidak hanya sebagai pemanis pidato, tetapi menjadi poros utama dalam pesan moral yang disampaikan. Ia mengajak seluruh ASN dan Non-ASN untuk kembali menumbuhkan semangat kerja yang berakar pada keikhlasan, dedikasi, dan kecintaan terhadap tanah air.
“Kita adalah tulang punggung pelayanan publik. Apa yang kita lakukan hari ini, sekecil apapun itu, adalah bagian dari bangunan besar bernama Republik Indonesia,” ujar Yulian, dengan suara tenang namun penuh makna.
Ia juga menekankan bahwa ASN di bidang infrastruktur memiliki peran strategis dalam mendukung visi pembangunan daerah dan nasional. Maka dari itu, bekerja dengan semangat melayani, jujur, dan bertanggung jawab bukan sekadar tuntutan pekerjaan, tetapi bentuk pengabdian kepada bangsa.
Hari Kesadaran Nasional yang diperingati setiap tanggal 17 menjadi pengingat penting bagi semua aparatur negara, agar tidak kehilangan arah dalam menjalankan tugas. Apalagi di tengah era birokrasi modern yang penuh tantangan, integritas dan loyalitas menjadi fondasi utama dalam menjaga kepercayaan publik.
Upacara ditutup dengan doa bersama sebagai wujud harapan agar seluruh insan birokrasi di NTB senantiasa diberi kekuatan dalam menjalankan amanah, serta mampu menjadi bagian dari solusi pembangunan dan pelayanan publik yang bermartabat.