banner 728x250
NTB  

Jenazah Bayi Digendong di Atas Mobil Online: Duka Yuliana yang Tersendat oleh Sistem dan Biaya

Di pelabuhan ini, duka dipertontonkan di hadapan sistem yang kaku. Jenazah bayi ditahan karena tak diangkut ambulans. Ketika aturan lebih penting dari rasa kemanusiaan. (Foto: Ilustrasi)
banner 120x600
banner 468x60

Lombok Timur – Di tengah arus kendaraan yang hilir mudik di Pelabuhan Kayangan, Lombok Timur, satu mobil online dicegat petugas. Di dalamnya, seorang nenek menggenggam erat balutan kain berisi tubuh mungil tak bernyawa, jenazah bayi prematur, cucunya sendiri.

Bayi itu anak dari Yuliana (20), ibu muda dari Kabupaten Sumbawa Barat. Kehamilan pertamanya berakhir tragis. Saat kandungan baru berusia 24 minggu, janinnya tak lagi bergerak. Setelah dirujuk ke RSUP NTB, ia dinyatakan mengalami Kematian Janin Dalam Rahim (KJDR). Minggu dini hari, 6 April 2025, ia melahirkan bayinya yang telah tiada, dengan berat hanya 650 gram.

banner 325x300

Namun, derita Yuliana tak berakhir di ruang bersalin. Keluarganya tidak mampu membayar biaya pemulangan jenazah sebesar Rp 2,6 juta. Layanan BPJS tak mengakomodir. Mereka pun mengambil jalan getir: menyewa mobil online dengan biaya Rp 407 ribu, membawa jenazah pulang sendiri.

Namun peraturan pelabuhan menghentikan langkah mereka. Petugas melarang pengangkutan jenazah tanpa ambulans. Di situlah duka berubah menjadi potret keterasingan warga kecil dari sistem. Barulah setelah kisah mereka didengar, Polsek Kayangan turun tangan dan menyediakan ambulans dari Puskesmas.

Direktur RSUP NTB, dr. Lalu Herman Mahaputra, mengaku ada dana sosial yang bisa digunakan untuk kasus seperti ini. Tapi keluarga Yuliana terlalu terpukul dan buru-buru pulang tanpa sempat menerima informasi itu. Ketakutan jenazah bayi membusuk mendorong mereka bergegas.

Kisah ini bukan hanya tentang seorang bayi yang tak sempat melihat dunia. Ini adalah kisah tentang sistem layanan yang belum cukup mendengar jerit sunyi orang-orang kecil.

banner 325x300