Lombok Tengah – Komitmen negara dalam melindungi pekerja migran Indonesia (PMI) kembali ditegaskan melalui peresmian Lounge PMI BP3MI NTB di Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid (BIZAM) dan peluncuran 24 Desa Migran Emas di Nusa Tenggara Barat (NTB), Kamis (11/9/2025).
Di antara deretan pejabat tinggi negara yang hadir, Kepala Kantor Imigrasi Kelas I TPI Mataram, Mirza Akbar, S.H., M.Si., turut berdiri di barisan depan. Kehadirannya menandai bahwa fungsi keimigrasian bukan sekadar mengurus paspor, melainkan juga bagian vital dalam sistem perlindungan PMI dari awal proses keberangkatan hingga kepulangan.
“Imigrasi adalah pintu pertama yang memastikan setiap pekerja migran berangkat dengan dokumen resmi dan prosedural. Inilah cara kita menutup celah penempatan ilegal yang kerap menjerat warga,” tegas Mirza Akbar di sela acara.
Program Desa Migran Emas yang digagas BP2MI bersama Kementerian Desa PDTT dipandang sebagai langkah strategis dalam memperkuat informasi, edukasi, dan perlindungan berbasis desa. Bagi Imigrasi, inisiatif ini menjadi momentum penting untuk mendekatkan masyarakat desa dengan pemahaman migrasi yang benar.
Peluncuran Lounge PMI di BIZAM juga membawa arti lebih dari sekadar fasilitas. Ruang tunggu yang representatif bagi PMI ini dirancang sebagai simbol kepedulian negara. Di sana, Imigrasi Mataram memastikan dukungan pelayanan dokumen perjalanan berjalan lancar, sehingga setiap PMI dapat berangkat dengan rasa aman dan nyaman.
Dengan keterlibatan aktif dalam agenda nasional ini, Imigrasi Mataram meneguhkan posisinya sebagai garda depan dalam menciptakan tata kelola migrasi yang tertib, aman, dan bermartabat. NTB, provinsi dengan jumlah PMI terbesar di Indonesia, kini punya ekosistem migrasi baru yang lebih kokoh, dan Imigrasi berdiri tegak di dalamnya.