Lombok Tengah – Tak banyak orang tahu, di balik gemuruh mesin MotoGP Mandalika 2025, ada satu titik krusial yang menentukan wajah Indonesia di mata dunia: TV Compound. Di sinilah ratusan kamera balap terkoneksi ke jaringan global, dan di sinilah PLN mengambil peran besar memastikan siaran tidak berhenti walau satu detik pun.
Empat hari sebelum race weekend, PLN menggelar simulasi zero down time di TV Compound. Simulasi ini bukan sekadar formalitas, tetapi latihan serius bagaimana listrik bisa berpindah dari sumber utama ke cadangan tanpa mengganggu tayangan global. Sistem Automatic Transfer Switch (ATS) dan Uninterruptible Power Supply (UPS) diuji ketat, bahkan skenario darurat diciptakan agar petugas terbiasa menghadapi kondisi paling ekstrem.
General Manager PLN UIW NTB, Sri Heny Purwanti, menekankan bahwa Mandalika bukan hanya hajatan olahraga, melainkan panggung dunia. “Bagi kami, satu kedipan listrik sama dengan satu kegagalan besar. Karena itu, setiap detail kami uji, agar pasokan listrik tidak hanya andal di atas kertas, tetapi terbukti di lapangan,” ujarnya tegas.
Dorna Sports, selaku pemegang kendali MotoGP, menyambut baik simulasi ini. Mereka menilai PLN telah menunjukkan keseriusan luar biasa. Pasalnya, kegagalan di TV Compound akan berdampak global, dengan potensi kerugian reputasi maupun finansial yang tidak terhitung.
Selain infrastruktur listrik berlapis, PLN juga mengerahkan puluhan teknisi yang siaga 24 jam penuh selama balapan berlangsung. Dengan strategi kombinasi teknologi dan kesiapan SDM, PLN memastikan “nafas” siaran MotoGP tetap mengalir tanpa henti.
Jika mesin motor adalah jantung balapan, maka listrik di TV Compound adalah nadinya. PLN sadar, dunia akan menilai Mandalika bukan hanya dari lintasan, tapi juga dari layar kaca.
