banner 728x250
Hukrim  

Kematian Brigadir Esco: Misteri di Balik Jejak Darah dan Ponsel yang Terkunci

Potret Brigadir Esco Faska Rely. Kasus kematiannya kini tengah diselidiki gabungan Polres Lombok Barat, Polda NTB, dan Bareskrim Polri. (Foto: Istimewa)
banner 120x600
banner 468x60

Lombok Barat – Misteri kematian Brigadir Polisi Esco Faska Rely hingga kini masih menyisakan tanda tanya besar. Ditemukan tewas pada Minggu (24/8/2025) dengan kondisi leher terikat di bukit belakang rumah dinasnya di Lembar, Lombok Barat, kasus ini terus memicu perdebatan apakah sang intel Polres Lombok Barat menjadi korban bunuh diri atau justru pembunuhan yang terencana.

Hasil autopsi RS Bhayangkara Mataram mengungkap adanya tanda kekerasan di bagian leher, yang memperkuat dugaan kematian Esco bukan karena gantung diri. Fakta tersebut sejalan dengan temuan bercak darah di kamar korban, handuk, dan pintu rumah dinas, serta reaksi anjing pelacak yang berulang kali mengarah ke kamar, menimbulkan dugaan kuat bahwa lokasi eksekusi berbeda dengan tempat jenazah ditemukan.

banner 325x300

Keluarga Brigadir Esco tak tinggal diam. Melalui kuasa hukumnya, mereka mendesak agar kasus ini segera dinaikkan ke tahap penyidikan. “Ada banyak kejanggalan, termasuk isi ponsel korban yang sampai sekarang belum dibuka. Itu kunci untuk mengungkap siapa yang terakhir berkomunikasi dengannya,” tegas Lalu Anton Hariawan, kuasa hukum keluarga.

Kecurigaan semakin dalam ketika ayah korban, Syamsul Herawadi, mengungkap percakapan terakhir sang anak. Esco sempat mengaku tidak fit, namun tetap menjalani piket dan meminta agar orang tuanya tidak diberi tahu. Komunikasi terhenti tak lama sebelum jenazah ditemukan. Lebih janggal lagi, pesan singkat dari istri almarhum yang juga seorang polwan di Polres Lombok Barat tercatat masuk sekitar pukul 11.41 WITA padahal jasad Esco sudah dilaporkan ditemukan sekitar pukul 11.30 WITA.

Hingga kini, penyelidikan gabungan Polres Lombok Barat, Polda NTB, dan Bareskrim Polri masih berjalan. Namun keluarga mengaku kecewa dengan lambannya perkembangan kasus. “Kami hanya ingin keadilan untuk anak kami, apapun kebenarannya,” ujar sang ayah dengan mata berkaca-kaca.

Kasus kematian Brigadir Esco kini bukan hanya soal hilangnya seorang anggota polisi muda, tetapi juga ujian bagi transparansi penegakan hukum. Publik menanti: apakah semua misteri di balik pesan terakhir, jejak darah, dan kunci ponsel yang terkunci akan terjawab?

banner 325x300