Mataram – Limbah bukan lagi sekadar sampah, melainkan berkah. Itulah prinsip yang dipegang teguh oleh PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Barat (PLN NTB) melalui program PLN Peduli. Dengan memanfaatkan Fly Ash & Bottom Ash (FABA), PLN NTB berhasil membawa perubahan besar di desa-desa terpencil, mulai dari pendidikan hingga perekonomian.
FABA yang dulunya dianggap limbah kini menjadi bahan utama pembangunan ruang kelas di wilayah pelosok. Hingga saat ini, tiga sekolah informal telah merasakan manfaatnya. Ruang kelas baru ini membawa semangat baru bagi para siswa dan guru, yang selama ini terbatas pada fasilitas seadanya.
“Kami ingin memberikan masa depan yang lebih baik bagi anak-anak desa melalui lingkungan belajar yang layak,” ujar Sudjarwo, General Manager PLN NTB.
Selain itu, dampak signifikan juga terasa di sektor ekonomi. Melalui pendampingan PLN, UMKM lokal mulai memanfaatkan FABA untuk memproduksi berbagai material bangunan seperti paving block. Produk ini tidak hanya memenuhi kebutuhan lokal, tetapi juga menciptakan lapangan kerja baru bagi warga desa.
Di sisi lain, pembangunan infrastruktur jalan desa yang menggunakan FABA telah membuka akses yang lebih baik bagi masyarakat. Kini, petani dan pelaku UMKM lebih mudah mengangkut hasil panen dan produk mereka ke pasar. Hal ini diyakini akan mendorong pertumbuhan ekonomi desa dalam jangka panjang.
PLN NTB juga terus berkolaborasi dengan komunitas lokal untuk memperluas pemanfaatan FABA. Keberhasilan ini diharapkan dapat menjadi model bagi daerah lain dalam mengelola limbah menjadi sumber daya yang bernilai tinggi.
