“Bangunan Putih yang telah dipugar telah berdiri sejak tahun 1970 itu menjadi monumen sejarah terbangunnya akulturasi budaya, kerukunan dalam keberagaman kultur Sasambo : Sasak (Lombok), Samawa (Sumbawa), Mbojo (Bima dan Dompu), tiga etnis asli di Provinsi NTB,” jelas Didu.
Menururnya, bangunan Rumah Putih dulunya adalah kediaman Lalu Anggrat, seorang tokoh asal Lombok yang merintis daerah Transmigrasi di Desa Kadindi pada awal 1970-an.
Kini, bangunan itu dikelola masyarakat sebagai museum mini dimana masyarakat pengunjung dan wisatawan bisa melihat sejarah Desa Kadindi, dengan sejumlah benda peninggalannya di rumah putih tersebut.
Ada sebuah lukisan di dinding bagian dalam rumah, yang diyakini sebagai lukisan atau foto Lalu Anggrat.
“Kata warga setenpat, zaman dulu itu belum ada kamera di sini. Pelukis kemudian menggambarkan Datuk Anggrat melalui bayangan beliau yang dipantulkan dengan cahaya lilin. Begitulah lukisan itu tercipta,” papar Didu.