“Tapi itu mungkin hikayat, hanya untuk menyemangati generasi muda bahwa sebuah keberhasilan itu tidak ada yang instan. Harus diraih dengan tekad dan perjuangan,” katanya.
Transmigrasi lokal di tahun 1970an akhirnya melahirkan akulturasi budaya Sasambo di Desa Kadindi hingga saat ini.
Atraksi seni dan budaya Sasambo selalu digelar setiap tanggal 7 Juli atau bertepatan dengan peringatan hari jadi Desa Kadindi.
“Saat perayaan HUT Desa Kadindi, pasti digelar pawai seni budaya Sasambo. Disaat itu orang- orang akan menggunakan baju adatnya masing -masing dan memperkenalkan kebudayaannya masing-masing. Ini sebuah cermin kerukunan masyarakt Sasambo NTB,” katanya.
Akulturasi budaya di Desa Kadindi masih terawat dan terjaga, setidaknya tercermin dari tradisi pernikahannya : tradisi Nyongkolan (Sasak Lombok), Wa’a Co’i (Mbojo), dan Sorong Serah (Sumbawa).