“Empat tahun lalu kita menghadapi Covid-19. Banyak perusahaan-perusahaan besar terpuruk, tetapi PLN mampu bangkit lebih cepat. Ini semua berkat PLN yang terus guyub dan kompak, karena itu adalah modal dasar kita apapun tantangannya,” katanya.
PLN juga berkomitmen untuk mendukung program transisi energi yang menjadi fokus global. Dalam menghadapi perubahan iklim, PLN beralih dari pengembangan berbahan bakar fosil menuju energi terbarukan.
“Dalam menghadapi tantangan perubahan iklim, di mana kita bukan lagi hanya menyediakan listrik, tetapi tugas kita adalah menyediakan energi bersih yang terjangkau. Bagaimana ke depannya kita harus menyediakan energi yang seimbang antara growth, prosperity, dan environmental sustainability,” ucap Darmawan.
Ke depan, PLN bertekad untuk terus berinovasi dan berkembang hingga menjadi perusahaan energi terkemuka, tidak hanya di Asia Tenggara tetapi juga di kancah global.
“Tentu saja ini tantangan yang luar biasa, kita harus bekerja lebih keras. Ini adalah satu opportunity bagi kita semua untuk tumbuh lebih kokoh dan jaya lagi. PLN akan betul-betul menjadi pusat energi terkemuka bukan hanya di Indonesia, tapi di Asia Tenggara bahkan di dunia,” tambahnya.
HLN ke-79 menjadi momen refleksi penting mengenai sejarah kelistrikan di Indonesia, yang telah dimulai sejak akhir abad ke-19. Sejak itu, listrik telah menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat, dimulai dari penggunaan oleh perusahaan kolonial hingga ke pengelolaan oleh Pemerintah Republik Indonesia setelah proklamasi kemerdekaan pada 17 Agustus 1945.
“HLN ke-79 ini menjadi momentum PLN untuk memperteguh komitmennya bersama Pemerintah guna memastikan ketersediaan listrik bagi seluruh rakyat tanpa terkecuali. Kami bertekad untuk melanjutkan warisan sejarah listrik nasional melalui pengelolaan dan pemanfaatan sumber energi secara optimal dengan tata kelola yang berwawasan lingkungan demi masa depan bangsa,” tutup Darmawan.