“Mengingat cuaca di Mekkah dan sekitarnya yang agak ekstrim dan penanganan kesehatan jamaah untuk protokol kesehatannya,” Zaidi Abdad menjelaskan.
Dijelaskannya, dari kuota 401 orang untuk kota Mataram, diberangkatkan 394 orang terdiri dari 205 wanita dan 189 pria. Sedangkan sisa 7 orang akan ikut dalam kloter Loteng dan Lotim.
NTB sendiri yang sebelum pandemi rencananya akan memberangkatkan 4.447 orang, tahun ini berkurang menjadi 2.042 orang. Jika tahun depan pihak Arab Saudi mengeluarkan kebijakan kuota seratus persen maka jamaah yang mundur tahun ini dan menjadi prioritas by system bisa berangkat pada tahun 2023 mendatang.
Adapun terkait inovasi yang dilakukan pemerintah dalam pelayanan haji diantaranya pemondokan haji satu hotel yang memudahkan komunikasi juga tambahan makan menjadi tiga kali sehari serta penanganan kesehatan khusus bagi jamaah dengan teknologi gelang elektronik yang bisa memantau keberadaan dan kondisi kesehatannya.
“Di asrama haji juga kita sediakan live streaming YouTube untuk proses pemberangkatan agar pihak keluarga tak datang ke jalan lingkar, ” tambahnya.
Ia berharap lima kloter CJH NTB lainnya yang akan diberangkatkan setelah pemberangkatan pertama melalui embarkasi BiZAM ini berjalan lancar.