“Peralatan alat berat yang sedang beroperasi sebagian bisa dipindahkan ada beberapa alat berat yang tidak sempat dievakuasi karena instruksi dari petugas keselamatan kerja agar segera segera meninggalkan lokasi,” sambungnya.
Hendra menegaskan, pasca kejadian banjir di lokasi proyek Bendungan Meninting, pihaknya telah melakukan pembersihan dan pengangkatan alat berat yang terendam. Setelah itu nanti akan dilakukan pemompaan air di daerah pondasi bendungan, sehingga pengerjaan proyek Bendungan Meninting dapat berjalan kembali.
Sebagaimana diketahui, Bendungan Meninting dirancang untuk mengairi lahan pertanian seluas 1.559,29 hektare. Proyek tersebut menghabiskan anggaran Rp 1,36 triliun dan ditargetkan selesai di tahun 2023.
Bendungan Meninting ini diharapkan bisa memasok air baku untuk Kabupaten Lombok Barat bagian Utara sebesar 150 liter per detik (lpd) khususnya di wilayah Senggigi.
Bendungan Meninting juga akan mendukung penambahan air ke daerah lain, terutama ke daerah Lombok Selatan. Pasalnya, Lombok Selatan memiliki potensi lahan untuk areal pertanian lebih besar.
Bendungan Meninting merupakan satu dari tiga bendungan yang sedang dibangun di NTB. Kedua bendungan lainnya adalah Bendungan Beringin Sila dan Bendungan Tiu Suntuk.