Mataram – Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) bersiap menghadapi momentum puncak Festival Olahraga Masyarakat Nasional (FORNAS) VIII dengan kedatangan Wakil Presiden Republik Indonesia, Gibran Rakabuming Raka, pada Jumat malam, 1 Agustus 2025. Tak sekadar menutup acara, kehadiran Wapres ini menjadi simbol dukungan negara terhadap pengembangan olahraga masyarakat yang inklusif dan berkelanjutan.
Kepastian kedatangan Gibran diungkapkan Kapten Amdatullah dari Korem 162/WB. Ia menyatakan bahwa rapat koordinasi telah dijadwalkan di Kantor Gubernur NTB guna membahas skema pengamanan VVIP secara rinci. “Kami akan gelar rakor hari ini, dan tim pendahulu dari pusat akan tiba besok. Kedatangan Wapres sudah hampir pasti, tinggal menunggu penyempurnaan teknis,” katanya, Senin (28/7).
Agenda penutupan sendiri akan berlangsung meriah. Indra Kuswara, Deputi V Panitia Pelaksana FORNAS VIII, menyebut Wapres dijadwalkan hadir pukul 19.00 WITA untuk menyaksikan panggung hiburan yang menampilkan Slank, Gea Indrawari, Pelita Group, hingga sejumlah seniman lokal NTB. “Acara ini sekaligus menunjukkan bahwa NTB mampu menjadi tuan rumah event nasional dengan standar tinggi,” ujarnya.
Namun, kemeriahan ini tidak mengurangi perhatian terhadap keamanan. Panitia memastikan screening ketat dilakukan terhadap seluruh pengunjung. Akses masuk dibagi tegas: pintu barat untuk masyarakat umum, pintu tengah untuk tamu VIP dan artis, serta pintu timur untuk jalur keluar. Area parkir utama bagi masyarakat juga telah dipusatkan di eks-bandara Selaparang untuk menghindari kepadatan lalu lintas.
Lebih dari Sekadar Penutupan
Penampilan musisi nasional hanyalah satu sisi dari agenda besar ini. Dalam skala yang lebih luas, penutupan FORNAS VIII merupakan bentuk legitimasi terhadap olahraga masyarakat sebagai instrumen sosial, budaya, dan ekonomi. “Ini bukan hanya pesta rakyat, tapi panggung persatuan,” tandas Indra.
Panitia menargetkan kapasitas venue mampu menampung 30.000 hingga 36.000 pengunjung. Semua dihitung berdasarkan luas area dan potensi keramaian, meski tidak menggunakan sistem digital. “Kami tetap menjamin keteraturan dan keamanan sebagai prioritas,” ujarnya.
Bagi NTB, malam penutupan FORNAS VIII adalah pertaruhan reputasi. Apakah provinsi ini mampu mencuri perhatian nasional tidak hanya sebagai destinasi wisata, tetapi juga sebagai tempat penyelenggaraan event besar dengan kesiapan dan keramahan tingkat tinggi.
