Mataram – Pengelolaan dana hibah Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) NTB kini berada di bawah sorotan hukum. Kejaksaan Tinggi (Kejati) NTB sedang menelusuri dugaan penyimpangan dana yang bernilai miliaran rupiah tersebut.
Pelaksana Tugas Asisten Pidana Khusus (Aspidsus) Kejati NTB, Ely Rahmawati, mengungkapkan bahwa pihaknya telah menerima laporan dari masyarakat terkait dugaan korupsi di tubuh KONI NTB. Namun, ia masih enggan mengungkap secara rinci mengenai tahun anggaran dan bentuk penyimpangan yang dilaporkan.
“Kami masih dalam tahap telaah, mempelajari dokumen yang baru kami terima,” kata Ely, Kamis (6/3).
Laporan yang masuk ke Kejati NTB ini diyakini berkaitan dengan dana hibah yang diterima KONI NTB untuk persiapan Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024. Namun, hingga saat ini, belum ada pihak yang dipanggil untuk dimintai keterangan. Penyidik masih menginventarisasi siapa saja yang akan diperiksa dalam kasus ini.
Dana hibah untuk sektor olahraga seharusnya menjadi pendorong prestasi atlet, tetapi jika benar ada penyelewengan, hal ini bisa menjadi tamparan keras bagi dunia olahraga NTB. Kejati NTB kini dihadapkan pada tugas besar: menelusuri ke mana aliran dana hibah itu mengalir dan memastikan apakah ada pihak-pihak yang memperkaya diri sendiri di balik program pembinaan olahraga.
Akankah pengusutan kasus ini membuka tabir praktik korupsi yang selama ini terselubung? Publik menunggu langkah tegas aparat penegak hukum dalam membongkar dugaan skandal ini.
