“Mereka (warga) menilai bahwa PLN itu sangat transparan untuk menjelaskan soal geothermal. Sehingga perlu diluruskan bahwa pengembangan PLTP ini adalah bukan tambang akan tetapi aktivitas kegiatan di dalamnya itu sangat ramah lingkungan dan itu sudah dijelaskan oleh tim PLN atau FPIC,” ucap Laurensius Langgut.
PT PLN (Persero) UIP Nusra memaparkan, secara umum, rencana kegiatan pengembangan PLTP Ulumbu dibagi dalam tiga tahap, yakni pekerjaan sipil mencakup perbaikan jalan akses, persiapan lahan, dan pemasangan jalur pipa air; pekerjaan pengeboran dan pengetesan sumur; serta pengembangan pembangkit listrik.
Tak hanya memberi pemahaman kepada masyarakat tentang rencana pengembangan PLTP Ulumbu unit 5-6 di Poco Leok, PLN juga memberi kesempatan kepada warga gendang untuk menyampaikan aspirasi dan usulan-usulannya.
Usulan tersebut di antaranya membahas terkait ganti untung lahan, kesempatan kerja bagi tenaga kerja lokal, beasiswa atau bantuan pendidikan lainnya, serta pengecekan kesehatan secara berkala bagi masyarakat sekitar wilayah pengembangan geothermal.
Berbagai usulan dari warga tersebut, kata Laurensius Langgut, akan diverifikasi terlebih dahulu dari tingkat desa, kecamatan, maupun kabupaten dan ditentukan skala prioritasnya agar tidak terjadi tumpang tindih.
“Yang saya dengar selama ini banyak sekali usulan dari masyarakat, akan tetapi saya sebagai kepala desa bersama tim PLN menegaskan kembali kepada masyarakat bahwa bukan semua usulan tersebut dilaksanakan,” ucapnya.
Sementara itu, General Manager (GM) PT PLN (Persero) UIP Nusra, Abdul Nahwan, menerangkan bahwan kegiatan FPIC ini diperlukan untuk mengakomodasi informasi terkait rencana pengembangan PLTP Ulumbu 5-6 di Poco Leok kepada masyarkat melalui sumber yang jelas dan kredibel.
“Selain sebagai wadah silaturahmi, sosialisasi FPIC ini merupakan bentuk transparansi PLN kepada masyarakat sekitar kawasan pengembangan PLTP Ulumbu unit 5-6 di Poco Leok terkait detail program PSN ini,” ucap GM Abdul Nahwan.